PHNOM PENH – Perdana Menteri (PM) Kamboja Samdech Techo Hun Sen dan mitranya dari Malaysia yang sedang berkunjung, Ismail Sabri Yaakob, pada Kamis (24/2) berjanji untuk semakin memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama di era pascapandemi COVID-19 demi keuntungan bersama.
Komitmen itu disampaikan dalam pembicaraan mereka yang berlangsung selama sekitar dua jam di Istana Perdamaian di Phnom Penh, ibu kota Kamboja.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers gabungan setelah pertemuan itu, Hun Sen mengatakan diskusi tersebut menyinggung hubungan bilateral dan kerja sama dalam perdagangan dan investasi, pertahanan dan keamanan, pariwisata, pendidikan, ketenagakerjaan, dan pemulihan ekonomi pascapandemi.
Menurut Hun Sen, volume perdagangan antara kedua negara bernilai lebih dari 500 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.371) pada 2021, naik dari 442 juta dolar AS pada tahun sebelumnya, dan Malaysia merupakan investor terbesar ketiga di Kamboja dalam lima tahun terakhir.
Ismail Sabri menuturkan bahwa kedua anggota ASEAN itu memiliki ruang yang signifikan untuk pertumbuhan lebih lanjut dalam volume perdagangan dan investasi, menambahkan bahwa Malaysia tertarik untuk mengeksplorasi kolaborasi komersial di bidang teknologi informasi dan komunikasi, teknologi keuangan (fintech), dan sektor usaha kecil dan menengah di Kamboja (UKM).
Sementara itu, PM Malaysia mengatakan bahwa Malaysia akan membuka kembali perbatasannya untuk pelancong internasional dalam waktu dekat usai negara tersebut mencapai tingkat vaksinasi COVID-19 yang tinggi.
Dalam kerangka kerja ASEAN, dia mendukung penuh kepemimpinan Kamboja di ASEAN pada 2022, seraya berjanji untuk menjalin kerja sama yang erat dengan sang pemimpin guna menjaga sentralitas, persatuan, perdamaian, stabilitas, pembangunan berkelanjutan dan kemakmuran blok tersebut.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Phnom Penh. (XHTV)