LONDON, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson pada Rabu (19/1) mengumumkan bahwa pekan depan akan menjadi akhir dari pembatasan COVID-19 Plan B, yang mencakup aturan wajib memakai masker, sertifikat vaksinasi, dan panduan bekerja dari rumah.
Perdana menteri itu juga mengatakan kepada majelis rendah Parlemen Inggris, House of Commons, bahwa persyaratan hukum yang mengatur orang yang terpapar virus corona untuk melakukan isolasi mandiri akan dapat dicabut saat peraturan isolasi mandiri berakhir pada 24 Maret, dan tanggal tersebut dapat dimajukan.
Selain itu, Johnson mengumumkan pencabutan segera terhadap aturan wajib mengenakan masker di sekolah menengah, namun mengatakan pemerintah masih akan menyarankan penggunaan masker di ruangan yang padat atau ramai.
Pembatasan kunjungan di fasilitas perawatan juga akan lebih dilonggarkan, dengan sejumlah perubahan akan ditetapkan dalam beberapa hari mendatang.
Meski demikian, Wali Kota London Sadiq Khan mengatakan masker akan masih dibutuhkan bagi para pelancong yang menggunakan layanan Transport for London, meskipun PM Inggris sebelumnya telah mengumumkan bahwa kewajiban memakai masker akan dicabut mulai Kamis (27/1) pekan depan.
Data terbaru menunjukkan gelombang Omicron telah “mencapai puncak secara nasional” dan penerimaan pasien rawat inap di London telah menurun, kata Johnson.
Menurut data resmi yang dirilis pada Rabu (19/1), Inggris mencatat 108.069 kasus baru COVID-19, sehingga total kasus virus corona di negara itu menjadi 15.506.750.
Negara itu juga melaporkan tambahan 359 kematian terkait virus corona, sehingga jumlah kematian akibat COVID-19 secara nasional menjadi 152.872.
Lebih dari 90 persen orang berusia 12 tahun ke atas di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19, sedangkan lebih dari 83 persen telah menerima dua dosis, dan lebih dari 63 persen telah menerima suntikan booster, tunjuk data terbaru.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service