KABUL – Walaupun perang 20 tahun di Afghanistan telah berakhir, penderitaan masih dirasakan oleh banyak pengungsi yang ingin kembali ke rumah mereka, dengan tantangan berat menanti di depan.
MIRZA MOHAMMAD, Pengungsi dari Provinsi Takhar : “Kami berjuang untuk kembali ke rumah setelah tiga bulan hidup di lapangan terbuka di Taman Umum Shahr-e-Naw, tetapi kami menghadapi kesulitan ekonomi yang berat dan tantangan besar. Rumah kami hancur. Kami tidak memiliki tabungan dan uang tunai untuk membangun kembali rumah kami. Jika kami dibantu membangun kembali rumah kami di Takhar, kami tidak akan lagi tinggal di Kabul.”
Situasi keamanan secara umum tetap tenang di seluruh Afghanistan setelah Taliban mengambil alih pada pertengahan Agustus lalu.
Namun demikian, kelompok militan yang terafiliasi dengan ISIS melakukan serentetan serangan bom di ibu kota nasional, Kabul, dan Kota Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangarhar, Afghanistan timur, selama beberapa pekan terakhir.
Keluarga-keluarga pengungsi tersebut juga mencakup istri anggota Taliban yang berduka karena suaminya terbunuh dalam bentrokan dan perang yang terjadi belakangan ini.
Binazir, janda seorang anggota Taliban dari Provinsi Takhar, mengatakan bahwa dirinya melarikan diri dari perang dan kekeringan bersama 10 anggota keluarganya ke Kabul untuk mencari tempat tinggal dan makanan.
BINAZIR, Istri anggota Taliban yang terbunuh : “Suami saya adalah tentara infanteri Taliban yang tewas dalam konflik. Saya meminta organisasi internasional untuk membantu warga pengungsi agar dapat kembali ke provinsi kami dan membangun kembali rumah kami.”
Kementerian Urusan Pengungsi pemerintahan sementara Taliban bersama sejumlah lembaga bantuan telah memulai proses relokasi ribuan keluarga pengungsi internal, yang sebagian besar berada di tempat-tempat penampungan sementara di Kabul, ke provinsi asal mereka.
Lebih dari 1.000 keluarga pengungsi internal dilaporkan telah kembali ke rumah mereka dari taman Shahr-e-Naw melalui kerja sama antara berbagai lembaga bantuan baru-baru ini.
Sejak awal tahun ini, lebih dari 634.000 orang terpaksa mengungsi akibat konflik. Data resmi menunjukkan bahwa sejak 2012, sekitar 5,5 juta warga Afghanistan telah mengungsi.
Menurut pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), organisasi internasional tersebut akan membantu pemerintah Taliban membuka jalan untuk pengiriman bantuan internasional serta menegakkan hak-hak wanita dan anak perempuan Afghanistan ketika layanan dasar mulai berkurang dan makanan maupun bantuan penyelamat nyawa lainnya akan segera habis.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kabul. (XHTV)