ISTANBUL – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China dan negara-negara Arab serta KTT Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) diadakan di Arab Saudi pada Jumat (9/12).
Perhelatan kedua acara tersebut merupakan yang pertama dalam sejarah China-Arab.
Para pengamat mengatakan China diperkirakan akan memainkan peran yang lebih besar di Timur Tengah berdasarkan pemahaman saling menguntungkan (win-win).
GULRU GEZER, Analis kebijakan luar negeri Turki:
“Hubungan China dengan kawasan itu secara umum, khususnya dengan Arab Saudi, telah berkembang dengan stabil dalam beberapa tahun terakhir.”
GULRU GEZER, Analis kebijakan luar negeri Turki:
“Saat terlibat di kawasan itu, China berfokus pada kepentingan bersama yang sebagian besar ekonomi dan didasarkan pada situasi win-winyang ditekankan dengan kerja sama Selatan-Selatan.”
Para pakar mengatakan bahwa China dan negara-negara Arab akan semakin mendiversifikasi kerja sama dan hubungan bilateral mereka di berbagai bidang dalam kerangka Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI).
GULRU GEZER, Analis kebijakan luar negeri Turki:
“Kita menyaksikan bagaimana hubungan, terutama melalui kunjungan ini, berkembang. Beberapa kesepakatan telah ditandatangani.”
EZZAT SAAD, Direktur Dewan Luar Negeri Mesir:
“Terkait Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, sejak diluncurkan pada 2013, semua negara Arab mendukungnya karena sejalan dengan sejumlah inisiatif pembangunan di beberapa negara Arab, seperti Visi 2030 Arab Saudi, Visi 2030 Mesir, dan lainnya.
Tentu saja, KTT tersebut akan menghadirkan lebih banyak kesepakatan perdagangan serta akan memperluas siklus kerja sama ekonomi dan pertukaran komersial antara China dan negara-negara Arab.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Istanbul, Turki. (XHTV)