WINA, Pembicaraan nuklir Iran yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dilanjutkan di Wina, Austria, pada Senin (29/11) setelah terhenti selama lebih dari lima bulan.
Para diplomat dari China, Rusia, Inggris, Prancis, serta Jerman, dan juga Iran, bertemu di Hotel Palais Coburg yang menjadi tempat penandatangan kesepakatan nuklir 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA).
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian pada Jumat (26/11) mengatakan Iran serius mengenai pembicaraan nuklir mendatang dan menginginkan “perjanjian yang baik dan dapat diverifikasi.”
“Jika pihak lain siap untuk kembali pada kewajiban penuh mereka dan mencabut sanksi, kesepakatan yang baik dan bahkan segera dapat dicapai,” kata Amir Abdollahian dalam percakapan telepon dengan Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.
Putaran terakhir pembicaraan tentang pemulihan kesepakatan nuklir 2015 diadakan pada Juni lalu.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump menarik diri dari perjanjian 2015 pada Mei 2018 dan secara sepihak memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran. Merespons hal tersebut, Iran secara bertahap berhenti menerapkan sebagian dari komitmennya terhadap kesepakatan itu sejak Mei 2019.
Tim negosiasi baru Iran telah mengajukan tuntutan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir itu, termasuk pencabutan semua sanksi AS, mekanisme verifikasi untuk penghapusan embargo, dan jaminan dari AS bahwa pemerintahan berikutnya tidak akan melanggar kesepakatan tersebut.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service