MYANMAR – Sebagian besar pemahat kayu dari desa penghasil patung kayu terkenal di Myanmar terpaksa merelokasi bisnis mereka akibat kekurangan bahan baku.
Darpein, yang terletak 50 kilometer sebelah timur laut dari pusat kota Yangon, adalah rumah bagi lebih dari 1.000 pemahat kayu.
Seni pahat kayu adalah mata pencaharian utama masyarakat di desa tersebut, tetapi kini sulit untuk mendapatkan kayu jati dan kayu berkualitas tinggi lainnya untuk membuat patung.
Selain itu, permintaan terhadap karya seni kayu juga mengalami penurunan karena semakin sedikit pengunjung yang datang ke tempat ini di tengah pandemi COVID-19.
Pembatasan penebangan kayu dan kesulitan dalam pengangkutan patung juga menjadi faktor yang menyebabkan pemahat kayu meninggalkan desa itu.
Menurut sejumlah laporan media lokal, pihak berwenang sedang melakukan berbagai upaya untuk mengubah Darpein menjadi objek wisata demi melindungi dan memperkenalkan teknik pahatan kayu tradisional di negara tersebut.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Yangon, Myanmar. (XHTV)