ISTANBUL – Pariwisata Turki meningkat pesat seiring wisatawan Eropa memilih untuk menghabiskan musim dingin mendatang di negara Timur Tengah itu di bawah bayang-bayang krisis energi. Namun, sektor yang tengah berkembang tersebut tidak membawa keuntungan seperti yang diharapkan.
Musim ramai, periode pariwisata yang sibuk, yang biasanya berlangsung dari Mei hingga Oktober di Turki, kini semakin panjang, dengan pemesanan telah dilakukan hingga Desember di pesisir Mediterania, menurut laporan surat kabar pariwisata Turizmguncel.
Pada Juli, Turki sudah kembali ke level jumlah pengunjung asing sebelum pandemi, dan saat ini jumlah fasilitas yang dibuka hingga musim dingin telah berlipat ganda.
Pendapatan pariwisata negara itu meningkat berkat berbagai paket yang kompetitif dan kampanye promosi yang sukses. Namun, daya saing itu juga membawa dampak tersendiri.
Menurut laporan keuangan dari bank sentral Turki, pendapatan pariwisata dalam enam bulan pertama tahun ini hanya meningkat 160 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kontras dengan jumlah pengunjung asing yang meningkat pesat, yang naik sebesar 275 persen.
Pendapatan yang diperoleh per pengunjung asing menurun dari 705 dolar AS (1 dolar AS = Rp14.899) menjadi 660 dolar AS dalam enam bulan pertama 2022, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Nalan Yesilyurt, anggota dewan direksi di Asosiasi Agen Perjalanan Turki (TURSAB), memperkirakan bahwa begitu dampak krisis energi terasa sepenuhnya pada musim dingin, maka populasi target, yakni pensiunan dan karyawan tetap dari Eropa, kemungkinan tidak dapat mengalokasikan dana yang sama untuk liburan.
NALAN YESILYURT, Anggota Dewan Direksi, Asosiasi Agen Perjalanan Turki
“Dan ketika itu terjadi, orang-orang biasanya mencari peluang wisata lokal yang lebih murah, atau mungkin mereka akan tinggal di rumah musim panas milik kerabat atau teman.”
Untuk mengatasi masalah itu, Yesilyurt berpikir bahwa sektor pariwisata Turki harus perlahan-lahan beralih dari pariwisata hotel massal ke pariwisata berbasis pengalaman yang akan menekankan interaksi budaya, bahkan jika itu mungkin melibatkan jumlah pengunjung yang lebih sedikit.
NALAN YESILYURT, Anggota Dewan Direksi, Asosiasi Agen Perjalanan Turki
“Kita harus mengutamakan kualitas daripada kuantitas dan mengarah pada program-program yang akan mengubah perspektif wisatawan.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Istanbul, Turki. (XHTV)