ANKARA, Seorang pakar Turki mengatakan bahwa isu keamanan pangan global telah secara sengaja dimanipulasi oleh Amerika Serikat (AS) demi mengejar hegemoninya dan mencari keuntungan.
Cihat Yayci, seorang pensiunan laksamana Turki, berbicara kepada Xinhua mengenai isu keamanan pangan global yang diperparah oleh konflik Rusia-Ukraina ini.
Yayci menyebut AS sebagai otak utama di balik spekulasi-spekulasi semacam itu.
Menurut badan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa, jumlah penduduk dunia yang membutuhkan bantuan kemanusiaan mendesak telah meningkat dari 4,1 juta jiwa pada awal 2022 menjadi 7,1 juta jiwa dari Juni hingga September.
Rusia dan Ukraina, jika digabungkan, masing-masing menyumbang sekitar 30 dan 20 persen ekspor gandum dan jagung global selama tiga tahun terakhir.
Sementara itu, beberapa laporan media mewartakan bahwa para raksasa pangan Amerika yang mendominasi transaksi global telah mencapai rekor keuntungan.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service