JAKARTA – Seorang pakar Indonesia mengatakan bahwa kinerja China dalam inovasi telah berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi negara itu. Kinerja ekonomi China membukukan awal yang kuat pada kuartal pertama (Q1) tahun ini, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 4,5 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Tahun lalu, China menanjak ke posisi 11 dalam Indeks Inovasi Global 2022 yang dirilis oleh Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO), menorehkan pencapaian mengesankan dengan naik 23 peringkat dari peringkatnya pada 2012.
Dalam hal jumlah klaster ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang termasuk ke dalam 100 klaster iptek teratas dunia, China saat ini setara dengan Amerika Serikat (AS), dengan masing-masing mencatatkan 21 klaster.
CHRISTINE SUSANNA TJHIN, Direktur Riset Strategis, Gentala Institute di Indonesia:
“Kinerja (ekonomi) pada Q1 (tahun ini) sebenarnya cukup positif. Jadi, peluang untuk menyamai atau bahkan melampaui target tahun ini akan jauh lebih besar. Karena itu, saya cukup optimistis. Salah satu (faktor) yang utama adalah jika Anda melihat peringkat inovasi global, kinerja inovasi China meningkat cukup signifikan. Pada 2022, China menanjak ke peringkat 11. Itu kali pertama China memiliki jumlah klaster iptek teratas global yang sama dengan AS. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah China tentang pengembangan teknologi tinggi. Ini tentunya akan menjadi sesuatu yang kita nantikan karena inovasi China yang digabung dengan pengembangan teknologi tinggi pasti akan memberikan dorongan yang lebih besar bagi pemulihan global.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Jakarta. (XHTV)