JUDUL: Pakar Ethiopia sebut China capai progres nyata dalam meringankan krisis utang di Afrika
DATELINE: 26 Juli 2022
DURASI: 00:02:45
LOKASI: Addis Ababa
KATEGORI: POLITIK/EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan pemandangan jalan di Afrika
2. Berbagai cuplikan infrastruktur di Afrika
3. SOUNDBITE (Bahasa Inggris): ADEM FETO, Peneliti dan dosen di Universitas Arsi di Ethiopia
STORYLINE:
Seorang pakar Ethiopia mengatakan bahwa China mencapai progres nyata dan jelas dalam meringankan krisis utang untuk negara-negara Afrika, dan bahwa negara-negara Barat harus melakukan hal yang sama.
Badan amal Inggris “Debt Justice” baru-baru ini menerbitkan sebuah laporan dan mengatakan bahwa pemerintah Afrika berutang tiga kali lebih besar kepada pemberi pinjaman swasta Barat daripada ke China, dan dikenakan bunga dua kali lipat.
SOUNDBITE (Bahasa Inggris): ADEM FETO, Peneliti dan dosen di Universitas Arsi di Ethiopia
“Sebenarnya, jika Anda melihat total pinjaman, total akumulasi utang di Afrika, China hanya mengambil sekitar 12 persen atau 13 persen dari pinjaman tersebut, tetapi negara-negara Barat mungkin mengambil 35 persen, tiga kali lebih besar daripada pinjaman yang sudah dimiliki China.
Ada ruang untuk bernegosiasi antara China dan negara-negara lain. Mereka memberi kami pinjaman lunak dan terkadang ada penjadwalan ulang untuk pinjaman. Hal itu melindungi kami agar tidak terperosok ke dalam ‘diplomasi perangkap utang’ ini. Jadi, ini adalah hal pertama yang harus kita perhatikan bahwa negosiasi itu ada.
‘Diplomasi perangkap utang’ ini tidak benar. (Pinjaman) ini untuk tujuan produktif, untuk infrastruktur, untuk sektor kesehatan dan pendidikan. Sebagian besar pinjaman yang berasal dari China terutama ditujukan untuk proyek-proyek infrastruktur. Kita dapat menyebutkan banyak hal (contoh) di Nigeria, Zambia, dan Kongo, dan ini juga berlaku untuk Ethiopia.
Keringanan utang dari China mungkin akan sangat membantu negara-negara Afrika, karena kami dapat menyebutkan beberapa negara yang telah berutang kepada China, jika dibandingkan dengan negara lain. Jadi, saya pikir China melakukan kerja yang baik dalam skema keringanan utang ini. Omong-omong, ini termasuk seperti pinjaman lunak, restrukturisasi, pembatalan, dan sebagainya.
Jadi, saya pikir China mencapai progres nyata dan jelas dalam meringankan krisis utang ini untuk negara-negara Afrika dan kami juga memperhatikannya dalam kasus Ethiopia. Jadi, negara-negara Barat seharusnya melakukan hal yang sama.
Ada utang produktif dan ada utang tidak produktif. Jadi, negara-negara yang paling kurang berkembang harus menerima utang produktif. Itu yang kami lihat dari China.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Addis Ababa.
(XHTV)