ADDIS ABABA – Keterlibatan China yang semakin berkembang di Afrika bersifat inklusif dan didasarkan pada pendekatan yang saling menguntungkan (win-win), yang bertujuan untuk memajukan masa depan bersama di antara komunitas global, kata para pakar dan pejabat Afrika dalam sebuah forum di Ethiopia belum lama ini.
Forum selama satu hari tersebut, yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar China di Ethiopia dan Institut Studi Perdamaian dan Keamanan (Institute for Peace and Security Studies/IPSS), membahas berbagai cara potensial untuk meningkatkan hubungan multidimensi antara China dan Afrika serta mempromosikan perdamaian dan pembangunan di Afrika melalui peningkatan partisipasi generasi muda di posisi kepemimpinan.
YONAS ADAYE, Komisaris Dialog Nasional Ethiopia:
“Keterlibatan China yang terus berkembang di Afrika menurut penilaian saya positif karena bersifat inklusif, tidak preskriptif. Ini menghormati budaya pada konteks Afrika. Keindahan dari kebijakan hubungan luar negeri China adalah sifatnya yang tidak mengintervensi, tidak mengungkit-ungkit atau merundung, tidak menghentikan bantuan untuk merusak hubungan bilateral, serta tidak memberikan preskripsi jalur pembangunan. Jadi keempat ‘tidak’ ini membuat China benar-benar unik di dunia.”
Meningkatnya investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) China di Afrika telah mendorong pertumbuhan ekonomi benua itu, kata Tadele Alamneh, kandidat doktor (PhD) bidang ekonomi di Universitas Debre Markos.
TADELE ALAMNEH, Kandidat doktor (PhD) bidang ekonomi di Universitas Debre Markos:
“Studi-studi kontemporer menunjukkan bahwa investasi China ke Afrika bukanlah pencarian untuk menguras sumber daya. Sebaliknya, investasi mereka justru menciptakan aliansi strategis.”
Berbicara tentang signifikansi forum tersebut, Menteri Urusan Sosial dan Perempuan Ethiopia Ergogie Tesfaye menuturkan bahwa platform itu telah membantu mencetak para pemimpin muda yang kompeten di Afrika dan China.
ERGOGIE TESFAYE, Menteri Urusan Sosial dan Perempuan Ethiopia:
“Memiliki platform seperti itu akan membantu populasi generasi muda baik di Afrika maupun China untuk saling bertukar pengalaman, dan berbagi pengetahuan serta keterampilan mereka.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Addis Ababa. (XHTV)