WASHINGTON – Seorang pakar Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa China mampu meredam COVID-19 relatif cepat dengan kerugian ekonomi yang lebih kecil.
WILLIAM JONES, Kepala biro Washington untuk majalah AS Executive Intelligence Review:
“Saya rasa karena mereka mampu meredamnya relatif cepat. Dan kerugian ekonomi yang diakibatkan pun jauh lebih kecil daripada yang seharusnya. Menurut saya, mereka menang dalam hal itu. Karena mungkin dalam jangka pendek, orang-orang dari luar akan berkata, ‘Kami masih mengupayakannya, kami sedang melakukannya, sedangkan China telah melakukan karantina dan semua hal lainnya.’ Kemudian, orang-orang dari luar itu jatuh sakit selama jangka waktu yang lebih lama dengan jumlah kasus kematian lebih besar daripada China. Itu menunjukkan apa yang dilakukan China sangat efektif, dan mungkin menimbulkan kerusakan minimal pada perekonomian China dibandingkan yang ditimbulkan oleh kebijakan lain apa pun.
Saya rasa China sukses dalam upaya ini. Mereka benar-benar merasakan berbagai hal sedang bergerak maju. Kehidupan bergerak maju. Di sini, di AS, Anda tidak merasakannya, itulah mengapa segala ketidakpuasan politik ini terjadi, sehingga upaya meraih kebahagiaan tidak ada, tetapi itulah hak asasi manusia. Hak asasi manusia berkaitan dengan warga, benar-benar tentang penghidupan warga. Apakah mereka lebih baik? Apakah keadaan mereka lebih baik? Apakah mereka memiliki, Anda tahu, pekerjaan yang cocok? Apakah mereka bahagia dengan pekerjaan mereka? Hal-hal semacam itu. Jika Anda menggunakan hal itu sebagai landasan keputusan, China berada di posisi teratas dalam daftar. AS di posisi yang benar-benar agak di bawah, karena kita kehilangan akal sehat itu. Pemerintah harus bekerja bagi kesejahteraan masyarakat umum. Namun, politisi kami tidak memahami hal tersebut. Tidak ada yang menguji mereka terkait hal tersebut, baik para pemilik hak suara atau siapa pun di pemerintahan. Ini menyedihkan. Tetapi, saya rasa itulah aspek hak asasi manusia. Dan saya rasa, China telah melakukan upaya yang luar biasa dalam memastikan penghidupan rakyatnya.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Washington DC. (XHTV)