WASHINGTON – Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, sedang melakukan tes besar terakhir untuk roket Space Launch System (SLS) dan wahana antariksa Orion selama akhir pekan lalu untuk mempersiapkan misi Artemis I.
Tes yang merupakan geladi bersih ini digelar dari Jumat (1/4) hingga Minggu (3/4) di Landasan Peluncuran 39B di Kennedy Space Center NASA, Florida.
Pada tes tersebut, tim peluncuran Artemis I akan menjalankan sejumlah operasi untuk memuat propelan ke dalam tangki roket SLS, melakukan hitung mundur peluncuran penuh, mendemonstrasikan kemampuan untuk melakukan hitung mundur ulang seperti sebelumnya, dan juga menguras propelan untuk memberi mereka kesempatan melatih berbagai kronologi dan prosedur yang akan mereka gunakan selama peluncuran, demikian menurut NASA.
Pada Sabtu (2/4) sekitar pukul 03.00 Eastern Time (ET) atau pukul 14.00 WIB, tim kontrol peluncuran Artemis I menyalakan tahap inti roket SLS, yang akan dimuati dengan lebih dari 700.000 galon propelan selama fase pengisian tangki dari hitung mundur, jelas NASA.
Pada siang harinya, sejumlah tim akan mengisi baterai penerbangan Orion, melakukan persiapan akhir pada umbilical arm, dan melakukan walkdownprapeluncuran terakhir, kata NASA.
Namun, daerah di sekitar landasan peluncuran mengalami cuaca buruk pada Sabtu. NASA mengatakan salah satu dari tiga menara petir setinggi sekitar 182 meter tersambar sehingga seluruh sistem proteksi petir bekerja sama untuk melindungi roket itu dari sambaran petir.
Tim peluncuran saat ini sedang mengevaluasi langkah-langkah selanjutnya dan akan melakukan serangkaian prosedur guna memastikan tidak ada sistem yang terdampak, urai NASA.
Setelah latihan, NASA akan meninjau data dari tes tersebut sebelum menetapkan target tanggal spesifik untuk peluncuran Artemis I.
Melalui misi Artemis, NASA akan mendaratkan wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama di Bulan, membuka jalan bagi eksplorasi jangka panjang di Bulan dan berfungsi sebagai batu loncatan dalam perjalanan ke Mars.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Washington DC. (XHTV)