YANGON – Myanmar mengekspor lebih dari 144.000 metrik ton beras dan 106.900 lebih metrik ton beras pecah pada April, menurut Federasi Beras Myanmar (Myanmar Rice Federation/MRF) pada Sabtu (21/5).
Myanmar mengekspor beras tersebut ke 22 negara dan kawasan termasuk Kamerun, China, Angola, Filipina, dan Polandia, sedangkan beras pecah diekspor ke delapan negara dan kawasan termasuk Belgia, China, dan Spanyol, tunjuk data resmi.
MRF mengatakan Myanmar mengirim hampir 244.830 metrik ton beras dan beras pecah ekspor pada April melalui rute laut, sedangkan 6.120 metrik ton beras dan beras pecah sisanya diekspor melalui gerbang perbatasan darat.
Selama periode anggaran interim negara itu selama enam bulan, yang dimulai pada 1 Oktober tahun lalu dan berakhir pada 31 Maret tahun ini, Myanmar telah mengekspor lebih dari 1,4 juta metrik ton beras dan beras pecah, menurut data resmi.
Akibat pandemi COVID-19, negara Asia Tenggara itu mengirimkan sebagian besar beras dan beras pecah ekspornya melalui jalur laut, sebut data MRF.
Di Myanmar, padi merupakan tanaman yang paling banyak dibudidayakan, selain kacang-kacangan dan polong-polongan yang berada di urutan kedua, menurut Kementerian Perdagangan Myanmar.
Myanmar mengekspor beras ke China, Jepang, negara-negara Uni Eropa, Indonesia, Bangladesh, Malaysia, Sri Lanka, negara-negara Afrika, dan negara-negara Timur Tengah, menurut MRF.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Yangon, Myanmar. (XHTV)