KAIRO – Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly pada Selasa (14/6) mengumumkan strategi nasional untuk lokalisasi industri otomotif sebagai bagian dari Visi Mesir 2030.
Pernyataan Madbouly tersebut disampaikan dalam kunjungannya ke Zona Industri Port Said Timur, yang berafiliasi dengan Zona Ekonomi Terusan Suez (Suez Canal Economic Zone/SCZone), tempat dia bertemu dengan beberapa pelaku manufaktur otomotif utama dunia, kata kabinet Mesir dalam sebuah pernyataan.
MOSTAFA MADBOULY, Perdana Menteri Mesir:
“Volume impor mobil kami melampaui 4 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.729) tahun lalu, sehingga kami membelanjakan 4 miliar dolar AS dari cadangan (devisa) kami. Karena pasar (mobil) kami saat ini belum mencapai 300.000. Namun demikian, tantangan besar saat ini terletak pada fakta bahwa jumlah mobil di Mesir dalam kurun waktu 10 tahun diperkirakan akan berlipat ganda sepanjang pertumbuhan ekonomi saat ini, yang berarti kami memerlukan setidaknya 8 miliar dolar AS per tahun untuk mengimpor mobil ke pasar lokal. Tentu saja, kondisi seperti itu tidak akan pernah dapat diterima.”
Madbouly menekankan bahwa Mesir menganggap “lokalisasi dan pembangunan industri otomotif” sangat penting, yang menunjukkan minat besar negara tersebut untuk menyediakan semua aspek dukungan dalam upaya ini, termasuk legislasi dan infrastruktur yang diperlukan, serta insentif investasi yang relevan.
Dia menambahkan bahwa pemerintah Mesir akan mengadopsi mekanisme guna meningkatkan permintaan kendaraan berbahan bakar gas alam dan listrik, menurut pernyataan tersebut.
Madbouly menyoroti insentif yang ditawarkan oleh SCZone bagi para investor otomotif melalui integrasi antara kawasan-kawasan industri dan pelabuhan-pelabuhan yang terafiliasi, yang akan memfasilitasi ekspor otomotif dari Mesir ke negara-negara Afrika.
SCZone, yang disiapkan untuk menerima investasi besar dalam manufaktur otomotif, memiliki kapabilitas untuk menjadi pusat regional dan pelopor dalam industri ini di Afrika, tutur perdana menteri Mesir itu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kairo. (XHTV)