KAIRO – Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Sameh Shoukry pada Selasa (2/5) mengatakan Mesir menganggap krisis yang tengah berlangsung di Sudan sebagai urusan dalam negeri dan akan menghormati kedaulatan Sudan.
Shoukry menyampaikan pernyataan tersebut saat bertemu dengan utusan Dewan Kedaulatan Sudan Dafalla Al-Haj Ali di ibu kota Mesir, Kairo.
Sang menlu Mesir menegaskan kembali pentingnya menyepakati gencatan senjata dengan segera untuk melindungi warga sipil Sudan dan mengimplementasikan gencatan senjata tanpa pelanggaran, kata sebuah pernyataan dari kementerian itu.
Menyerukan faksi-faksi yang bertikai untuk mematuhi gencatan senjata tersebut, Shoukry mengatakan hanya dengan melakukan hal itu situasi tenang dapat tercipta untuk melakukan operasi bantuan kemanusiaan serta membuka jalan bagi dialog yang serius untuk menyelesaikan perselisihan.
“Mesir ingin memperlakukan krisis yang sedang berlangsung di Sudan sebagai urusan dalam negeri,” kata Shoukry.
Penting bagi semua pihak kawasan dan internasional untuk menghormati kedaulatan Sudan serta tidak ikut campur dalam krisis itu dengan cara yang akan memperuncing konflik dan memicu pertumpahan darah, imbuhnya.
Sementara itu, sang utusan Sudan memberikan penjelasan mengenai perkembangan militer baru-baru ini di Sudan yang telah berlangsung selama lebih dari dua pekan.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Mesir yang telah menerima warga Sudan yang melarikan diri dari perang.
Pertempuran antara tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) sejauh ini telah menewaskan lebih dari 500 orang dan mengakibatkan lebih dari 4.000 orang lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Sudan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kairo. (XHTV)