JUDUL: Menkes Palestina sebut tidak ada indikasi Israel akan segera buka perlintasan Rafah
SHOOTING TIME: 29 Mei 2024
DATELINE: 30 Mei 2024
DURASI: 00:02:10
LOKASI: JENEWA, Swiss
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. SOUNDBITE (Bahasa Inggris): MAJED ABU RAMADAN, Menteri Kesehatan Palestina
2. Berbagai cuplikan konferensi pers
STORYLINE:
Tidak ada indikasi bahwa Israel akan segera membuka perlintasan Rafah, kata Menteri Kesehatan (Menkes) Palestina Majed Abu Ramadan di Jenewa, Swiss, pada Rabu (29/5).
“Ini sepenuhnya berada di tangan Israel,” ujar Abu Ramadan dalam sebuah konferensi pers.
Pada 6 Mei, Israel melancarkan serangan darat ke Rafah dan mengeklaim telah menguasai sisi Gaza dari perlintasan Rafah, yang merupakan satu-satunya perlintasan perbatasan antara daerah kantong tersebut dan Mesir. Perlintasan itu juga merupakan jalur utama bagi bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, dan titik keluar bagi para tenaga medis mengungsi dari daerah kantong tersebut.
Abu Ramadan mengatakan bahwa Israel telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza, terlepas dari berapa jumlah korban yang tewas.
SOUNDBITE (Bahasa Inggris): MAJED ABU RAMADAN, Menteri Kesehatan Palestina
“Sejak (perlintasan) ditutup, kami tidak melihat ada indikasi bahwa pihak Israel akan membukanya dalam waktu dekat. Ini sepenuhnya berada di tangan Israel. Meskipun ini adalah perlintasan Palestina-Mesir dan pihak Israel tidak ada hubungannya dengan hal itu, namun tetap saja mereka menutupnya. Israel memblokir jalur tersebut dan tidak mengizinkannya (bantuan kemanusiaan dan kebutuhan) untuk masuk ke Gaza. Selain itu, penutupan perlintasan Rafah membuat pasien kami kehilangan hak untuk mendapatkan layanan kesehatan. Mereka yang tidak dapat dirawat di Gaza dilarang pergi ke Mesir dan kemudian ke tempat lain untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Saat ini, masyarakat kehilangan hampir semua aspek layanan kesehatan, termasuk anak-anak. Unit-unit neonatologi dihancurkan. Ini hanya sebagian dari situasi. Korban jiwa mencapai puluhan ribu. Saya tidak akan menyebutkan angka pastinya. Angka pastinya tidak penting. Yang terpenting adalah bahwa ada kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Jenewa, Swiss.
(XHTV)