FILIPINA – Otoritas Filipina mengatakan bahwa perintah penyelidikan telah dikeluarkan untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang melibatkan pesawat angkut C-130 milik Angkatan Udara Filipina (Philippine Air Force/PAF) di wilayah selatan negara itu yang menewaskan 52 orang.
Pesawat militer tersebut mengangkut 96 orang, termasuk personel tentara yang baru dilatih, ketika jatuh dan terbakar setelah melampaui landasan pacu pada Minggu (4/7) sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Menurut dokumen PAF, pesawat yang jatuh itu adalah C-130 Hercules bekas yang baru saja dibeli dari militer Amerika Serikat (AS). Dalam pernyataan resmi, PAF mengatakan pesawat dengan nomor ekor “5125” itu tiba di Filipina pada Januari tahun ini.
AS secara resmi menyerahkan pesawat tersebut dalam sebuah upacara pada Februari. “C-130H NR 5125 merupakan pesawat pertama dari dua pesawat C-130H yang dihibahkan oleh pemerintah AS melalui Bantuan Kerja Sama Keamanan,” ungkap PAF dalam pernyataannya pada Januari.
Dalam pidatonya saat upacara serah terima pada Februari lalu, Menteri Pertahanan (Menhan) Filipina Delfin Lorenzana mengonfirmasi bahwa negaranya mendapat dua pesawat C-130H melalui bantuan kerja sama keamanan. Dia telah memerintahkan “penyelidikan penuh” atas kecelakaan itu “segera setelah operasi penyelamatan dan pemulihan selesai.”
“Dari total biaya sebesar 2,5 miliar peso Filipina (1 peso Filipina = Rp291), Filipina hanya akan membayar 1,6 miliar peso,” tutur Lorenzana, seraya menambahkan bahwa AS setuju untuk menanggung sisa biayanya.Pesawat C-130H NR 5125 pertama kali terbang pada 1988 dan bertugas di Angkatan Udara AS hingga dikandangkan pada 2016 sebelum dilego dan dikirim ke PAF pada Januari 2021, menurut laporan media lokal.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Manila. (XHTV)