REAP – Pertemuan Menteri Pertahanan (Menhan) ASEAN Plus (ASEAN Defense Ministers’ Meeting Plus/ADMM-Plus) kesembilan digelar di Siem Reap, Kamboja, pada Rabu (23/11) untuk membahas cara-cara memperkuat keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan dan di dunia.
Mengusung tema “Solidaritas untuk Keamanan yang Harmoni” (Solidarity for Harmonized Security), pertemuan tersebut mempertemukan para menteri pertahanan dari negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan mitra-mitra dialognya termasuk Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat.
Berpidato dalam upacara pembukaan, Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Hun Sen mengatakan bahwa pertemuan tersebut digelar dengan latar belakang meningkatnya ketidakpastian, perubahan yang cepat, kompleksitas serta instabilitas lingkungan ekonomi dan keamanan global.
Dia mengatakan meningkatnya persaingan dan ketegangan geopolitik, upaya berkelanjutan melawan pandemi COVID-19, krisis pangan dan energi, penurunan ekonomi global, dan perang telah membentuk sebuah “badai yang sempurna”.
“Dunia jelas berada pada titik kritis karena berbagai krisis kompleks menimbulkan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap fondasi perdamaian, stabilitas, dan kemajuan banyak negara di seluruh dunia,” kata Hun Sen. “Memang, penurunan multilateralisme merugikan kita semua.”
Pemimpin Kamboja tersebut mengatakan bahwa ADMM-Plus memainkan peran yang semakin penting dalam mempromosikan pemahaman bersama melalui pertukaran pandangan yang jujur berdasarkan rasa saling menghormati, kerja sama praktis, dan pengembangan kapasitas.
“Mempromosikan rasa saling menghormati, saling pengertian, saling percaya, dan kepentingan bersama untuk perdamaian dan kesejahteraan adalah hal fundamental,” tuturnya.
“Sebagai negara kecil, Kamboja secara tegas dan konsisten mendorong multilateralisme yang terbuka dan inklusif, memperkuat mekanisme yang dipimpin ASEAN atau tatanan regional yang didorong oleh ASEAN, dan mematuhi hukum internasional, khususnya Piagam PBB,” imbuhnya.
Hun Sen mengatakan keterkaitan, saling ketergantungan, dan keamanan kooperatif telah menjadi landasan perdamaian dan stabilitas di Asia-Pasifik.
Menteri Pertahanan Kamboja Tea Banh mengatakan ADMM-Plus kesembilan krusial untuk membahas solusi terhadap potensi tantangan keamanan yang mengancam perdamaian dan pembangunan regional dan global.
“Penting untuk menemukan solusi yang tepat waktu dan efektif terhadap tantangan-tantangan tersebut untuk memastikan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan,” tuturnya di acara itu.
ASEAN beranggotakan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Siem Reap, Kamboja. (XHTV)