AMMAN – “Bagaimana perasaan Anda ketika makan dan minum di gua berumur sekitar 60 juta tahun?” Demikian pertanyaan yang kerap diajukan George Haddadin, seorang warga Yordania berusia 69 tahun, kepada pelanggan yang makan di restorannya.
Restoran itu terletak di pusat kota Madaba, sekitar 30 km dari Amman, ibu kota Yordania, yang terkenal dengan mosaik Bizantium dan Umayyah. Memasuki restoran, sebuah lorong ke bawah akan mengantarkan pengunjung ke destinasi kuliner yang diubah dari gua alam yang terbentuk sekitar 60 juta tahun silam. Menurut penelitian beberapa ahli, gua-gua itu pertama kali dihuni oleh manusia pada Zaman Batu.
GEORGE HADDADIN, Pemilik restoran gua “Mrah Salameh”:
“Gua ini berusia sekitar 60 hingga 65 juta tahun, tergerus oleh aliran air kala itu pada masa-masa ketika hujan sangat derasdan salju sangat lebat.”
Area tersebut sebelumnya digunakan sebagai lahan parkir di belakang rumah keluarganya, ujar Haddadin, yang juga seorang ahli geofisika sekaligus mantan ketua Asosiasi Geologi Yordania. Gua-gua tersembunyi itu ditemukan secara kebetulan, kenangnya.
Pada 2008, beberapa batu persegi panjang di dekat sebuah lubang di tanah menarik perhatiannya. Itulah yang memicu Haddadin memulai penggalian selama hampir tujuh tahun, dan akhirnya menemukan beberapa ukiran kuno.
GEORGE HADDADIN, Pemilik restoran gua “Mrah Salameh”:
“Prosesnya berlangsung selama tujuh tahun hingga kami berhasil menggali semuanya dari sini. Dan dengan batu yang saya temukan, saya membangun gedung yang ada di sebelah sana. Itu memakai batu-batu dari gua ini. Setiap hari selalu menemukan sesuatu yang baru. Saya menemukan ukiran-ukiran ini, begitu juga dengan ukiran di sini, yang sama seperti di bagian sana, tetapi terkikis oleh air terjun. Meski begitu, sampai sekarang kita masih bisa melihat wujud manusia dan hewan di sini. Bagi ahli geofisika, ini berarti mendapatkan data fisik dan Anda harus mentransfer data ini ke dalam model geologis sehingga Anda dapat menggali sejarahnya dan mengenali apa periodenya, bagaimana budayanya pada waktu itu, dan seterusnya. Dan karena itu, saya bisa menjadikan museum ini sebagai sekolah sejarah dan peradaban.”
Mendedikasikan seluruh antusiasmenya untuk hal tersebut, Haddadin juga berharap akan lebih banyak lagi warga Yordania dan wisatawan yang mengeksplorasi sejarah dan peradaban yang telah ada di gua-gua tersebut dan daerah sekitarnya selama berabad-abad, sehingga dia memutuskan untuk mengubahnya menjadi restoran dengan pencahayaan redup dan nuansa tenang.
Di dalam restoran itu, yang dibuka kembali beberapa bulan lalu setelah tutup selama setahun akibat pandemi COVID-19, Haddadin memasang lantai kaca tembus pandang untuk melestarikan kondisi alami gua sekaligus memberikan pengunjung pengalaman bersantap yang unik di atas tanah Zaman Batu.
Menurut penuturannya, para pengunjung sering mengatakan bahwa mereka merasakan kehangatan dan keamanan di restoran tersebut, yang diyakininya juga dirasakan oleh para leluhur yang memasuki gua itu untuk bernaung.
GEORGE HADDADIN, Pemilik restoran gua “Mrah Salameh”:
“Manusia pertama yang datang ke sini mencari keamanan dan kehangatan, dan gua ini menjamin keamanan dan api menjamin kehangatan.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Amman. (XHTV)