GANSU – Wilayah Minqin, yang dikenal sebagai “Kota Pasir”, di Provinsi Gansu, China barat laut, kini menjadi oasis buatan manusia berkat upaya penghijauan selama puluhan tahun oleh penduduk setempat. Kini, para petani Minqin telah menemukan jalan unik menuju kemakmuran melalui budi daya tanaman komersial, yang meningkatkan ekonomi dan ekologi di daerah tersebut.
HE WEN, Koresponden Xinhua : “Halo, semuanya. Saya He Wen dari Kantor Berita Xinhua. Saat ini, saya berada di wilayah Minqin, China barat laut, yang dikenal sebagai ‘Kota Pasir’. Di musim panas, menyantap melon madu merupakan penyegar yang cocok di hari nan terik, terutama di daerah gurun pasir.”
Bagi warga setempat, melon tidak hanya sebagai penyegar selama musim panas tetapi yang lebih penting adalah sebagai tanaman komersial. Iklim yang kering dan panas di Minqin sangat ideal untuk budi daya melon.
Dengan dukungan pemerintah daerah, termasuk dukungan teknologi dan logistik, budi daya melon telah menjadi industri pilar bagi petani lokal.
Pada 2021, total area budi daya melon di wilayah Minqin melampaui 13.000 hektare. Di daerah produksi utama, para petani dapat mengantongi sebanyak 30.000 yuan (1 yuan = Rp2.249) setiap tahun.
Selain mendatangkan keuntungan ekonomi bagi penduduk setempat, melon juga membantu meningkatkan ekologi “Kota Pasir” tersebut, yang terletak di antara Badain Jaran dan Tengger, dua gurun besar di China dengan luas area mencapai 85.000 kilometer persegi.
Sejak tahun 1950-an, masyarakat setempat telah mengabdikan diri mereka untuk memerangi penggurunan. Setelah upaya selama 70 tahun, tutupan hutan di wilayah tersebut telah meningkat menjadi lebih dari 18 persen dari hanya 3 persen.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Lanzhou, China. (XHTV)