BAMAKO – Presiden transisi Mali Bah N’Daw dan Perdana Menteri (PM) Mali Moctar Ouane, yang meletakkan jabatan pada Rabu (26/5), mendapatkan kembali kebebasan mereka pada Kamis (27/5) pagi, ungkap sejumlah sumber keamanan kepada Xinhua.
“Perdana Menteri Moctar Ouane kembali ke kediamannya tadi malam. Menurut sejumlah anggota kabinet yang mengunjunginya pada Kamis pagi ini, dia berada dalam kondisi dan semangat yang baik,” tutur seorang pejabat dari kantor perdana menteri Mali, yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada Xinhua. Pejabat tersebut tidak mengungkap keberadaan N’Daw.
Presiden transisi Mali Bah N’Daw dan Perdana Menteri Mali Moctar Ouane pada Senin (24/5) dilaporkan dibawa paksa ke kamp militer Kati menyusul pengumuman sang presiden tentang penunjukan sejumlah anggota pemerintah berdasarkan usulan dari perdana menteri.
Presiden transisi Mali dan perdana menteri Mali telah mengundurkan diri, kata Baba Cisse, penasihat khusus Assimi Goita, Wakil Presiden transisi Mali sekaligus Presiden Komite Nasional untuk Keselamatan Rakyat (National Committee for the Salvation of the People/CNSP) yang dibubarkan, pada Rabu.
Cisse membenarkan penahanan N’Daw dan Ouane dengan menyebut “perbedaan yang mendalam terkait bentuk dan substansi mengenai jalannya transisi.”
Pengunduran diri kedua pemimpin tersebut terungkap saat seorang delegasi Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (Economic Community of West African States/ECOWAS), yang dipimpin oleh mantan presiden Nigeria Goodluck Ebele Jonathan, mengunjungi Mali untuk menekan pihak militer agar mundur.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Bamako.[XHTV]