XI’AN – Dengan mengenakan masker dan alat pelindung diri (APD), penutur fasih bahasa Mandarin Ismail Daurov tidak nampak berbeda dengan sukarelawan lainnya, yang berjuang melawan lonjakan kembali COVID-19 di Xi’an, ibu kota Provinsi Shaanxi, China barat laut.
Orang-orang yang dia bantu hampir tidak tahu bahwa Daurov sebenarnya berasal dari Kazakhstan.
Daurov sedang mengejar gelar masternya dalam terapi akupunktur dan pijat di Universitas Pengobatan Tradisional China Shaanxi.
Tinggal di Shaanxi selama hampir 10 tahun, dia menjadi seorang sukarelawan ketika Xi’an menghadapi lonjakan kembali COVID-19 pada Desember.
“Saya orang asing, tetapi bukan orang luar,” kata Daurov.
ISMAIL DAUROV, Mahasiswa asing asal Kazakhstan:
“Saya menyaksikan setiap sukarelawan bekerja sangat keras. Saat kami perlu mengirimkan makanan dan kebutuhan ke komunitas kami, semua orang sangat bersemangat dan mengerjakan pekerjaan mereka dengan serius. Kami semua melayani orang-orang di komunitas kami dengan antusias. Saya bangga dengan hal itu. Kami hanya sukarelawan di komunitas ini. Ada puluhan ribu sukarelawan, tenaga kesehatan, dan pekerja lain di luar sana. Kami semua memiliki tujuan yang sama. Kami semua bersatu. Shaanxi sudah seperti kampung halaman kedua saya. Saya senang ikut ambil bagian untuk membantu orang-orang di Shaanxi. Kami bersatu dan bekerja sama untuk memerangi pandemi. Jadi, semangat, Xi’an! Semangat, Shaanxi.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Xi’an, China. (XHTV)