NANNING, Durian, kelapa, dan manggis…. Saat ini adalah musim puncak buah-buahan dari negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Para pekerja sibuk mengemasnya di gudang perdagangan elektronik (e-commerce) di Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China Selatan, sementara seorang livestreamer menjualnya secara daring dalam siaran langsung lewat internet.
Para pemengaruh (influencer)terkenal diundang untuk melakukan siaran langsung daring mempromosikan produk-produk yang dibuat di negara-negara Asia Tenggara, membantu produk tersebut memasuki pasar China.
Perdagangan bilateral antara China dan ASEAN, mitra dagang terbesarnya, mencapai 2,66 triliun yuan (1 yuan = Rp2.232) pada paruh pertama 2021, naik 27,8 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurut data bea cukai China.
Guangxi berada di garis terdepan dalam keterbukaan China untuk ASEAN berkat kedekatan geografisnya, dan daerah tersebut telah mengalami ledakan sektor e-commercelintas perbatasan dalam beberapa tahun terakhir berkat perdagangan yang kuat dengan ASEAN.
Menurut data resmi, dari Januari hingga Juli tahun ini, impor dan ekspor Guangxi untuk e-commercelintas perbatasan melonjak 446,3 persen (yoy).
Diproduksi oleh Xinhua Global Service