JUDUL: Lembaga amal global serukan intervensi kemanusiaan berkelanjutan di Sudan
SHOOTING TIME: 11 Oktober 2024
DATELINE: 13 Oktober 2024
DURASI: 00:01:39
LOKASI: Nairobi
KATEGORI: MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan konferensi pers
2. SOUNDBITE (Bahasa Inggris): CLAIRE SAN FILIPPO, Koordinator tanggap darurat di MSF
3. Berbagai cuplikan konferensi pers
STORYLINE:
Komunitas internasional harus meningkatkan bantuan darurat untuk warga sipil yang terdampak krisis kemanusiaan saat ini di Sudan, yang diperburuk oleh guncangan iklim dan konflik, demikian disampaikan oleh sebuah lembaga amal medis kemanusiaan global pada Jumat (11/10).
Claire San Filippo, koordinator tanggap darurat dari Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres/MSF) di Sudan, mengatakan dalam konferensi pers di Nairobi, ibu kota Kenya, bahwa para korban akibat konflik dan cuaca ekstrem yang terjadi di Sudan sedang berjuang menghadapi berbagai ancaman terhadap mata pencaharian mereka dan membutuhkan dukungan segera.
Filippo menekankan bahwa Sudan masih menjadi salah satu negara paling tidak stabil di dunia, yang ditandai dengan pengungsian massal warga sipil, kelaparan, kekurangan gizi, dan wabah penyakit.
Mengutip laporan dari PBB, Filippo mengatakan bahwa 25 juta orang di Sudan membutuhkan bantuan kemanusiaan, dan 25,6 juta lainnya menderita kekurangan gizi akut.
SOUNDBITE (Bahasa Inggris): CLAIRE SAN FILIPPO, Koordinator tanggap darurat di MSF
“Sayangnya, situasi ini semakin memburuk. Orang-orang di Sudan meninggal karena kekerasan. Mereka juga meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Banyak perempuan meninggal saat melahirkan, dan anak-anak mengalami kekurangan gizi yang parah. Kami sangat prihatin dengan situasi ini. Kita menghadapi berbagai krisis kesehatan. Angka kekurangan gizi sangat mengerikan. Jadi, situasinya benar-benar buruk, dan respons kemanusiaan sangat perlu untuk ditingkatkan.”
Sejak 15 April 2023, Sudan dilanda konflik kekerasan antara Angkatan Bersenjata Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF). Konflik tersebut telah mengakibatkan sedikitnya 16.650 orang tewas dan memaksa jutaan lainnya mengungsi.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Nairobi.
(XHTV)