BEIJING, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2) menyetujui “operasi militer khusus” di Donbass, dan Ukraina mengonfirmasi bahwa target-target militer di seluruh wilayahnya diserang.
Krisis Ukraina yang sedang berlangsung menuai reaksi beragam dari komunitas internasional.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berencana mengalokasikan 20 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.371) dari Dana Tanggap Darurat Pusat (Central Emergency Response Fund/CERF) PBB untuk memenuhi berbagai kebutuhan mendesak di Ukraina.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva pada Kamis menyatakan keprihatinan yang mendalam atas krisis Ukraina, sembari menyebut bahwa badan pemberi pinjaman multilateral itu sedang “menilai implikasinya.”
Beberapa negara telah menyerukan kepada Rusia dan Ukraina untuk melakukan deeskalasi konflik dan negosiasi guna mencapai solusi damai.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia dan mengerahkan lebih banyak tentara ke Eropa saat konflik di Ukraina terus berkembang.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Kamis mengumumkan putaran baru sanksi “berat” terhadap Rusia, yang bertujuan untuk mengeluarkan bank-bank Rusia dari sistem finansial Inggris.
Italia pada Kamis menyampaikan bahwa pihaknya “sepenuhnya mendukung” respons mitra-mitra Barat dan Uni Eropa (UE) mereka terhadap berbagai perkembangan terbaru.
Sementara itu, Denmark menyatakan bahwa pihaknya akan menerima para pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service