KABUL, Keluarga para korban perang di Kabul, ibu kota Afghanistan, pada Minggu (9/1) menyerukan keadilan dan menuntut hukuman bagi mereka yang berada di balik pembunuhan warga Afghanistan.
Dengan sekitar 200 foto dan potret yang dipamerkan di sebuah taman publik di Kabul, para partisipan mengatakan ribuan warga Afghanistan yang tidak bersalah tewas terbunuh sebagian besar oleh pengeboman yang dilakukan pasukan militer Amerika, dan para pelaku harus diadili.
“Di antara foto-foto korban, terdapat mereka yang tewas akibat pengeboman yang dilakukan pasukan Amerika di distrik Shindand di Herat dan Balablok di Farah yang terletak di barat, maupun beberapa bagian di Provinsi Kunar, Afghanistan timur, selama kehadiran pasukan pimpinan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan,” ungkap Weda Ahmad, penyelenggara pameran foto tersebut, kepada Xinhua.
Berbagai plakat dan spanduk yang mendesak penyelidikan kejahatan perang Amerika, NATO, serta sekutu-sekutunya ditempel di dinding-dinding taman, menuntut hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan warga Afghanistan.
Weda, aktivis hak asasi perempuan yang juga mengepalai Asosiasi Warga Afghanistan untuk Keadilan (Association of Afghans for Justice), sebuah badan nonpemerintah, menuding serangan udara AS telah menewaskan begitu banyak warga sipil Afghanistan, termasuk wanita dan anak-anak yang tidak bersalah, pada masa pendudukan militer yang dipimpin AS selama 20 tahun di Afghanistan.
Dia mengatakan kepada Xinhua bahwa asosiasinya telah mengumpulkan lebih dari 10.000 foto korban perang yang tewas terbunuh selama perang yang berlangsung lebih dari empat dekade, sebagian besar di antaranya akibat operasi militer pasukan AS selama 20 tahun terakhir.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service