URUMQI – SAIMI YUSUFU, Operator mesin pemetik kapas : “Nama saya Saimi Yusufu, usia 26 tahun. Saya tinggal di Desa Kaerquga di Kaerquga, Prefektur Otonom Etnis Mongol Bayingolin di Xinjiang. Saat ini, saya bekerja sebagai operator pemetik kapas. Mesin saya adalah pemetik kapas ‘berkepala tiga’ buatan sendiri. Mesin ini dapat memetik kapas hingga lebih dari 100 mu (sekitar 6 hektare) luas lahan per hari.
Setiap hari sebelum mulai bekerja, saya membuat beberapa penyesuaian, mengisi bahan bakar dan memeriksa, untuk mencegah potensi kegagalan, yang akan memperlambat proses saya. Sebenarnya, tidak begitu sulit bagi saya untuk mengoperasikannya karena saya biasa mengemudikan traktor. Nah, coba saya tunjukkan cara mengoperasikannya. Perhatikan baik-baik. Sekarang, ini akan turun. Setelah mesin dihidupkan, injak pedal gas, masukkan gigi, sudah, begitu saja. Saya hanya butuh satu tahun untuk mempelajari cara menjalankannya.
Bos saya dan saya telah menyetujui upah yang saya dapatkan untuk tugas ini. Saya bisa mendapatkan 20 yuan (1 yuan = Rp2.199) untuk panen per 1 mu (0,07 hektare) ladang kapas. Berarti, jika luas ladang 3.000 mu (200 hektare), saya bisa mendapatkan 60.000 yuan.
Nah, ini Muredili Wusiman, sepupu saya. Dia belajar mengoperasikan mesin pemetik kapas bersama saya. Gaji bulanannya 10.000 yuan, jauh lebih tinggi dari yang bisa saya dapatkan ketika magang.
Selain menjadi operator mesin, saya memiliki pekerjaan lain. Karena musim panen kapas hanya berlangsung satu atau dua bulan, biasanya saya bekerja sebagai pengantar barang di musim sepi panen. Saya bisa mendapatkan 5.000 yuan atau lebih per bulan.
Tentu saja, menjadi operator mesin pemetik kapas adalah pekerjaan dengan bayaran tinggi. Saya ingin mendapatkan lebih banyak uang dan memiliki kehidupan yang lebih baik.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Urumqi, China. (XHTV)