JUDUL: Kembali ke pedesaan jadi tren baru di tengah upaya revitalisasi di China
SHOOTING TIME: Rekaman terbaru
DATELINE: 23 Februari 2024
DURASI: 00:02:11
LOKASI: Beijing
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan pedesaan
2. Berbagai cuplikan Wang Jinyue bekerja di ladang
3. Berbagai cuplikan robot yang dirancang oleh tim Wang
4. Berbagai cuplikan pusat budi daya sayuran di Shaanxi
5. SOUNDBITE (Bahasa Mandarin): GUO QIANG, Manajer umum sebuah perusahaan bioteknologi di Shaanxi
STORYLINE:
Ketika China secara komprehensif mendorong revitalisasi pedesaan, makin banyak “petani baru”, yang sebagian besar merupakan kaum muda terpelajar dengan ide dan keterampilan baru, mulai pindah dari kota-kota besar ke wilayah pedesaan.
Mereka “mendekatkan” wilayah perkotaan dan pedesaan, serta mengatasi berbagai tantangan dengan solusi inovatif.
Ketika Wang Jinyue berhenti dari pekerjaannya sebagai manajer di sebuah perusahaan Internet di Shanghai dan kembali ke kampung halamannya di Distrik Jinshan, Shanghai, pada 2017, dia membawa lebih dari 70 engineerbersamanya.
Mereka berkomitmen pada penelitian dan pengembangan mesin serta peralatan pertanian untuk memberdayakan para petani dan meringankan jerih payah dalam pekerjaan bertani.
Selama tujuh tahun terakhir, tim Wang telah mengembangkan lebih dari 60 jenis robot pertanian, mulai dari robot untuk membajak, menanam, menyemprot, menyiangi, hingga memanen.
Dengan bantuan robot pertanian berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dipandu oleh Sistem Satelit Navigasi BeiDou China, para petani dapat menyelesaikan tugas membajak dengan lebih efisien.
Kecepatan pengoperasian robot tersebut bisa mencapai 3 hingga 5 kilometer (km) per jam, setara dengan beberapa hari membajak bagi seorang petani.
Di Kota Hanzhong, Provinsi Shaanxi, China barat laut, serangkaian alat pertanian yang dikembangkan secara mandiri telah berhasil mengotomatiskan seluruh proses pertanian, berkat sebuah tim engineermuda.
SOUNDBITE (Bahasa Mandarin): GUO QIANG, Manajer umum sebuah perusahaan bioteknologi di Shaanxi
“Dengan satu benih untuk satu lubang, mesin penabur benih dapat menanam dua mu (1 mu = 0,067 hektare) lahan dalam sehari. Semua peralatan kami terintegrasi dengan sinyal GPS dan dikendalikan oleh sistem pengoperasian dan pemantauan jarak jauh, yang merealisasikan lini produksi yang sepenuhnya nirawak dan otomatis untuk budi daya sayuran berdaun. Ladang sayuran seluas 200 mu hanya membutuhkan 5 pekerja, sehingga menghemat biaya tenaga kerja hingga 70 persen. Saya berharap pengoperasian pertanian bergaya pabrik ini dapat memberikan dorongan besar bagi modernisasi pertanian, menyuntikkan vitalitas baru ke dalam revitalisasi pedesaan.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beijing.
(XHTV)