SANAA – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang berkepanjangan memperburuk kehidupan warga Yaman, yang telah menderita akibat konflik yang tak kunjung usai.
Koalisi pimpinan Arab Saudi telah memperketat larangan impor BBM dari Hodeidah, sebuah pelabuhan strategis dan jalur penting bagi wilayah yang dikuasai Houthi.
Banyak kota yang dikuasai Houthi mengalami kelangkaan BBM parah karena impor benar-benar terhenti sepenuhnya.
DIAA MUHAMMAD, Warga Sanaa:
“Krisis ini kian memburuk. Kami telah mengantre selama tiga hari untuk mengisi tangki kendaraan dan harga pun melambung lebih tinggi. Larangan impor bensin telah merugikan bisnis kami dan membuat kami lebih menderita lagi dalam krisis.”
Ratusan warga Sanaa berpartisipasi dalam sebuah unjuk rasa di depan kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Sanaa untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka atas larangan impor itu.
Sejumlah tenaga kesehatan juga ikut berpartisipasi dalam unjuk rasa tersebut karena kelangkaan BBM telah membuat banyak ambulans tidak bisa beroperasi.
Yaman terperosok ke dalam perang sipil sejak milisi Houthi menguasai banyak wilayah di negara tersebut secara militer serta menduduki semua provinsi di Yaman utara, termasuk Sanaa, ibu kota Yaman, pada 2014.
Arab Saudi memimpin sebuah koalisi militer Arab yang melakukan intervensi di Yaman pada 2015 untuk mendukung pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi setelah Houthi memaksanya mengasingkan diri.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Sanaa. (XHTV)