JUDUL: Keanekaragaman budaya dorong perkembangan modern pusat Jalur Sutra kuno
SHOOTING TIME: 2023
DATELINE: 25 Januari 2024
DURASI: 00:02:28
LOKASI: URUMQI, China
KATEGORI: BUDAYA/EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Kota Tumxuk
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Mandarin): WANG JIANXIN, Profesor di Universitas Barat Laut
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Mandarin): YAN PANNING, Pemandu di Museum Sejarah Reklamasi Xinjiang
STORYLINE:
Di tepi barat laut Gurun Taklimakan, yang dikenal sebagai “Laut Kematian” (Sea of Death), sebuah kota oasis muncul 20 tahun lalu.
Sekitar 10 kilometer di sebelah utara pusat kota tersebut, terdapat sebuah kota kuno yang didirikan di pegunungan, dengan menara-menara suar di bagian puncak dan prasasti di ngarai.
Baik kota modern yang berusia 20 tahun maupun kota kuno tersebut merupakan bagian dari Kota Tumxuk di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China.
Peninggalan kuno tersebut, yang oleh penduduk setempat disebut “Tangwangcheng” yang berarti “Kota Raja Tang”, berumur sekitar 2.000 tahun.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Mandarin): WANG JIANXIN, Profesor di Universitas Barat Laut
“Tangwangcheng merupakan sebuah pusat yang penting di Jalur Sutra kuno. Ajaran agama Buddha dari luar negeri, serta praktik pemerintah pusat kuno untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan Wilayah Barat, perlu diungkapkan melalui penelitian arkeologi.”
Para utusan, pedagang, petani, sinolog asing, dan arkeolog telah meninggalkan jejak mereka di sini, dan warisan ini telah mendorong perkembangan modern di Tumxuk.
Sejak berdirinya Republik Rakyat China pada 1949, pemerintah pusat memobilisasi masyarakat untuk mengembangkan wilayah-wilayah gurun di Xinjiang, termasuk Tumxuk dan area sekitarnya.
Selangkah demi selangkah, masyarakat melakukan reklamasi lahan, menggali kanal, membangun rumah dan jalan, serta menanam pohon dan tanaman.
Tumxuk saat ini memiliki tingkat cakupan kawasan hijau di area perkotaan sebesar 50 persen. Pemerintah telah membangun 6 waduk dengan total kapasitas penyimpanan 830 juta meter kubik per 2022.
Populasi kota itu telah berkembang dari 110.000 penduduk ketika didirikan pada 2004 menjadi lebih dari 300.000 penduduk saat ini.
Yan Panning, seorang pemandu dari Museum Sejarah Reklamasi Xinjiang, mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang mengunjungi museum tersebut untuk mempelajari sejarah Tumxuk yang begitu mendalam.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Mandarin): YAN PANNING, Pemandu di Museum Sejarah Reklamasi Xinjiang
“Dengan berkembangnya Tumxuk dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang datang mengunjungi museum ini. Selain itu, beberapa orang yang belum pernah mendengar tentang Tumxuk mempelajari lebih banyak hal tentang sejarahnya, dan bahkan memiliki pemahaman yang lebih komprehensif mengenai sejarah di Xinjiang.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Urumqi, China.
(XHTV)