BANGKOK – Negara-negara Asia Tenggara membidik teknologi digital China, seiring upaya mereka dalam pemulihan ekonomi pascapandemi dan transformasi digital nasional.
Dalam Huawei Connect 2022 pada 19-21 September, sebuah acara yang mengumpulkan para pelaku di bidang industri TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) global, Menteri Ekonomi dan Masyarakat Digital Thailand Chaiwut Thanakamanusorn mengatakan negaranya harus beralih ke sebuah model ekonomi yang padat pengetahuan dan padat inovasi yang memprioritaskan transformasi digital sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di era pascapandemi.
Di kalangan negara-negara Asia Tenggara, transformasi digital Thailand dimulai lebih awal dan mencapai perkembangan yang pesat. Terutama selama masa pandemi COVID-19, tingkat penetrasi penerapan teknologi digital utama, seperti pembayaran seluler, e-commerce (perdagangan elektronik), dan aplikasi cloud, telah meningkat lebih dari 20 persen, menurut Chaiwut.
Dari pemasangan stasiun pemancar 5G hingga rumah sakit pintar dan pembangkit listrik tenaga surya terapung, teknologi China dapat ditemui dalam banyak aspek perjalanan digitalisasi negara itu.
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Energi Thailand Supattanapong Punmeechaow berterima kasih kepada Huawei atas kontribusinya terhadap transformasi di negara itu, terutama yang berkaitan dengan 5G dan aplikasi cloud, serta menyatakan harapannya untuk berkolaborasi secara komprehensif guna mencapai Thailand yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan.
Guna memfasilitasi pengembangan digital di kawasan itu dengan lebih baik lagi, Huawei meluncurkan Rencana “Go Cloud, Go Global” terbarunya pada acara yang berlangsung tiga hari tersebut, yang bertujuan untuk memperluas jaringan mitranya guna memperdalam posisi perusahaan itu di sejumlah bidang seperti 5G, cloud, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Thailand menargetkan ekonomi digital menyumbang 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2027 nanti. Sejumlah negara Asia Tenggara lainnya seperti Indonesia juga menaikkan prioritas transformasi digital sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional.
Indonesia telah menjadikan transformasi digital sebagai salah satu prioritas utama KTT G20 tahun ini, dan menargetkan untuk mencapai pemulihan ekonomi global yang lebih inklusif terutama melalui digitalisasi usaha kecil dan menengah (UKM) dan fokus pada pembangunan infrastruktur digital, kata Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Huawei memenuhi kebutuhan kawasan itu dalam hal infrastruktur digital dengan mengoperasikan pusat data di Thailand, Malaysia, dan Singapura, serta dengan meluncurkan pusat data baru di Indonesia nanti pada tahun ini.
Sementara perkembangan industri digital menawarkan berbagai peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, perkembangan itu juga menciptakan permintaan yang belum pernah terlihat sebelumnya untuk keterampilan digital, terutama di kalangan kaum muda, menurut Yang Mee Eng, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation.
Dia menyebutkan Seed for the Future Project, diluncurkan tahun ini oleh yayasan itu bekerja sama dengan Huawei, yang dimaksudkan untuk membuka potensi lokal di sektor TIK melalui pelatihan dan transfer pengetahuan.
Ketua Bergilir Huawei Hu Houkun telah berkomitmen untuk melatih tambahan 500.000 profesional TIK dalam lima tahun ke depan melalui proyek itu dan sejumlah inisiatif perusahaan lainnya di kawasan Asia-Pasifik.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Bangkok. (XHTV)