PHNOM PENH – Optimalisasi strategi anti-COVID-19 China dan dimulainya kembali tur kelompok outboundsebelumnya pada tahun ini telah membantu membangkitkan industri pariwisata di berbagai negara di seluruh dunia.
Kepala juru bicara (jubir) pemerintah Kamboja Phay Siphan melontarkan komentar tersebut dalam sesi wawancara dengan Xinhua pada Kamis (6/4).
PHAY SIPHAN, Kepala jubir pemerintah Kamboja:
“Bukan hanya Kamboja, tetapi seluruh negara ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara), Asia, serta Eropa juga membutuhkan wisatawan China, jadi pembukaan kembali China telah berkontribusi dalam menghidupkan kembali pariwisata di seluruh dunia di era pasca-COVID-19. Pembukaan kembali China telah menambahkan momentum ke dalam pemulihan perekonomian global usai merebaknya pandemi COVID-19. Ini sangat menguntungkan dalam meningkatkan wisatawan ke Kamboja dan kawasan lainnya.”
Pariwisata merupakan satu dari empat pilar pendukung perekonomian Kamboja.
Sebuah laporan dari Kementerian Pariwisata Kamboja menyebutkan bahwa China menjadi sumber wisatawan asing terbesar bagi Kamboja pada masa prapandemi.
Pihak kementerian memperkirakan bahwa tahun ini, negara Asia Tenggara itu diharapkan dapat menarik 4 juta wisatawan mancanegara, termasuk antara 800.000 hingga 1 juta wisatawan China.
Siphan juga memperkirakan bahwa ekonomi China akan tetap kuat dan tangguh pada 2023, didorong oleh pembukaan kembali China serta kebijakan propertumbuhannya yang efektif. Dia menambahkan bahwa China akan tetap menjadi mesin pertumbuhan perekonomian global pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Phnom Penh. (XHTV)