TEHERAN – Iran pada Rabu (24/8) memulai manuver droneskala besar selama dua hari yang melibatkan berbagai unit ketentaraan, demikian dilaporkan kantor berita semi resmi Mehr.
Pada hari pertama latihan perang itu, pesawat-pesawat nirawak (unmanned aerial vehicle/UAV) yang diproduksi oleh militer dan Kementerian Pertahanan Iran sukses melakukan misi pengintaian dan pemantauan di daerah perbatasan serta di perairan internasional, kata Mahmoud Mousavi, juru bicara untuk latihan tersebut.
Misi-misi tersebut dilakukan menggunakan droneYasir, Sadeq, Pelican, Ababil-3, Yazdan, dan Mohajer-6, yang hanya sebagian kecil dari kapabilitas droneIran, imbuhnya.
Markas pusat latihan perang itu terletak di Provinsi Isfahan, menurut kantor berita IRIB.
Berbicara kepada IRIB pada Selasa (23/8), Mousavi mengatakan lebih dari 150 drone, termasuk dronebawah tanah, akan diuji dalam latihan tersebut.
Dronesiluman Omid (Hope) dan UAV kelas Karrar, yang keduanya dapat dilengkapi dengan berbagai jenis bom dan roket, termasuk di antara UAV yang akan dinilai dalam latihan itu, lanjutnya.
Habibollah Sayyari, wakil kepala militer Iran untuk koordinasi sekaligus komandan latihan tersebut, mengatakan kepada kantor berita resmi IRNA bahwa akurasi, kekuatan, daya tahan penerbangan, sistem kendali dan panduan, serta kemampuan tempur drone–dronetersebut akan dievaluasi dalam latihan.
Tujuan lainnya termasuk mentransfer pengalaman kepada pasukan militer muda, mempraktikkan pembelajaran, dan meningkatkan kesiapsiagaan angkatan bersenjata dalam menghadapi berbagai potensi ancaman, ujarnya.
Latihan tersebut diperkirakan akan berlangsung di wilayah yang meliputi perairan selatan negara itu serta wilayah timur, barat, dan utara, imbuh Sayyari.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Teheran. (XHTV)