PBB – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa (21/9) meminta masyarakat internasional untuk menyelesaikan masalah-masalah mendesak saat dunia berada dalam pergolakan pandemi COVID-19 yang masih berkecamuk.
“Saya di sini untuk membunyikan alarm, dunia harus bangun. Kita berada di tepi jurang, dan bergerak ke arah yang salah,” kata Guterres saat berpidato di sidang Majelis Umum PBB sebelum pembukaan sesi Debat Umum. Sesi Debat Umum sidang Majelis Umum PBB ke-76 dibuka pada Selasa lalu.
“Dunia kita tidak pernah lebih terancam, atau lebih terpecah. Kita menghadapi krisis terbesar dalam hidup kita,” katanya, menyoroti sejumlah masalah termasuk ketidaksetaraan dalam COVID-19, pergolakan mulai dari Afghanistan, Ethiopia hingga Yaman dan lebih dari itu yang telah menggagalkan perdamaian, gelombang ketidakpercayaan dan informasi keliru yang mempolarisasi orang-orang dan melumpuhkan masyarakat, hak asasi manusia mendapat sorotan tajam, ilmu pengetahuan dikritik, bantuan ekonomi bagi kelompok yang paling rentan sangat sedikit dan terlambat, dan solidaritas hilang dalam tindakan nyata.
Abdulla Shahid, Presiden sidang Majelis Umum PBB ke-76, memimpin pembukaan pertemuan tersebut. Dalam sambutan pembukaannya, dia menegaskan kembali lima bidang prioritas pada masa jabatannya, yaitu kesetaraan vaksin, pemulihan dari COVID-19 yang lebih baik dan lebih kuat, respons terhadap iklim, hak asasi manusia, dan revitalisasi PBB.
“Kita tidak pernah begitu maju secara teknologi. Kita tidak pernah begitu terhubung. Kita tidak pernah memiliki kekayaan, sumber daya, atau pengetahuan seperti yang kita miliki sekarang. Tidak ada yang dapat menghentikan kita selain diri kita sendiri. Mari kita menjadi PBB yang diinginkan masyarakat,” tuturnya.
Memadukan pidato langsung oleh para pemimpin dunia dan pernyataan yang direkam sebelumnya, sidang Majelis Umum PBB kali ini mengusung tema “Membangun ketahanan melalui harapan, untuk pulih dari COVID-19, membangun kembali keberlanjutan, merespons kebutuhan planet ini, menghormati hak orang lain, dan merevitalisasi PBB.”
Diproduksi oleh Xinhua Global Service [XHTV]