ISTANBUL, Jembatan Canakkale 1915 di Turki, jembatan gantung bentang tengah (midspan) terpanjang yang membentang di atas Selat Dardanelles serta menghubungkan Eropa dan Asia di ujung barat Laut Marmara, diresmikan pada Jumat (18/3) di Provinsi Canakkale, Turki barat laut.
Jembatan tersebut membentang 2.023 meter antara menaranya, melambangkan tahun 2023, seratus tahun berdirinya Republik Turki. Nama jembatan itu sendiri mengacu pada Kemenangan Angkatan Laut Canakkale yang dicapai pada 18 Maret 1915, saat Perang Dunia I.
Pembangunan jembatan itu menelan biaya 2,5 miliar euro (1 euro = Rp15.795) atau sekitar 2,76 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.290) dan diperkirakan akan menghasilkan outputekonomi sebesar 5,3 miliar euro, menciptakan 118.000 pekerjaan, dan menghasilkan pendapatan 2,4 miliar euro untuk Turki, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya pada upacara peresmian.
Jembatan itu akan menghemat 415 juta euro untuk Turki setiap tahun dari pengurangan konsumsi bahan bakar dan emisi karbon, ungkap Erdogan pada upacara tersebut.
Dengan jalan dua arah dan enam lajur, jembatan itu akan memangkas waktu perjalanan feri melintasi Selat Dardanelles antara kedua sisi tersebut dari sekitar satu jam menjadi enam menit.
Setelah tiga jembatan Istanbul di atas Selat Bosphorus, Jembatan Canakkale 1915 merupakan jembatan keempat Turki yang menghubungkan Eropa dan Asia, dan yang pertama melintasi Selat Dardanelles.
Proyek pembangunan jembatan itu menggunakan model kemitraan pemerintah-swasta (KPS), dibangun oleh konsorsium perusahaan Turki dan Korea Selatan, menurut laporan media setempat. Perdana Menteri Korea Selatan Kim Boo-kyum turut menghadiri upacara peresmian pada Jumat.
Perusahaan China Sichuan Road and Bridge Construction Group juga ambil bagian dalam konstruksi jembatan itu setelah memenangkan tender proyek pengangkatan box girder.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service