LHASA, Dengan pengeluaran yang besar untuk pembangunan fasilitas jalan dan jalur kereta, Daerah Otonom Tibet di China barat daya mendorong perkembangan pesat dan peningkatan konstan pada kehidupan penduduk setempat.
Desa Chuni di Chawalong terletak tepat di samping Sungai Nujiang.
Di masa lalu, orang-orang di desa tersebut hanya bisa pergi ke kota dengan menggunakan tali luncur (zip-line) atau memanjat tebing.
“Dulu hidup kami sangat sulit. Tidak ada jalan keluar dari desa. Butuh waktu selama tujuh hari untuk sampai ke pusat wilayah. Bahkan pergi ke pusat Chawalong memakan waktu tiga hari,” ungkap Dazheng, seorang warga Desa Chuni.
Pada November 2019, Jembatan Sungai Nujiang Chuni dibuka untuk lalu lintas. Imbasnya, waktu perjalanan antara Desa Chuni dan Chawalong pun dipangkas dari tiga hari menjadi hanya tiga jam.
Seluruh 247 orang dari 43 rumah tangga di desa itu telah mengucapkan selamat tinggal pada zip-linedan memanjat tebing yang membahayakan nyawa.
Menurut Departemen Transportasi Daerah Otonom Tibet, sejak 2012, lebih dari 337 miliar yuan (1 yuan = Rp2.145) telah dibelanjakan sebagai investasi aset tetap dalam sektor transportasi daerah tersebut.
Total panjang jalan di Tibet meningkat sekitar 55.000 km menjadi 120.000 km selama 10 tahun terakhir, termasuk lebih dari 90.000 km jalan pedesaan.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service