DAVAO, Jembatan yang didanai China yang menghubungkan kota terbesar ketiga di Filipina, Davao, dengan sebuah pulau wisata akan membantu meningkatkan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan negara itu, kata Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos pada Kamis (27/10) saat upacara peletakan batu pertama proyek tersebut.
Upacara tersebut memulai pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Samal-Kota Davao sepanjang 3,81 kilometer dengan dua arah dan empat lajur yang akan memudahkan akses wisatawan ke Kota Taman Pulau Samal.
Setelah selesai, jembatan ini akan membantu negara tersebut mengembangkan potensi ekonomi Kota Davao dan Kota Taman Pulau Samal, serta meningkatkan akses penduduk setempat untuk pekerjaan, pendidikan, dan berbagai layanan lainnya, kata Marcos.
Terkenal dengan pantainya yang masih asli, lokasi snorkeling dan menyelam, Kota Taman Pulau Samal adalah salah satu objek wisata terbaik dan tempat liburan tropis bagi wisatawan. Tanpa jembatan tersebut, pulau ini hanya dapat dicapai dengan feri dari Kota Davao.
Marcos berterima kasih kepada pemerintah China karena telah menjadi “mitra yang dapat diandalkan dalam program pembangunan infrastruktur ini.”
“Jelas terlihat manfaat yang diberikan proyek-proyek itu kepada rakyat kami, ekonomi kami, dan Filipina,” katanya, seraya menambahkan bahwa proyek jembatan terbaru itu merupakan “sebuah bukti dari fondasi hubungan bilateral dan kerja sama yang kuat dan terus tumbuh antara kedua negara.”
“Selalu menyenangkan sebagai bangsa untuk bergandengan tangan dengan Anda untuk keberhasilan akhir dari upaya ini,” kata Marcos, menambahkan bahwa dia berharap untuk terus memperkuat hubungan bilateral.
Jembatan yang diproyeksikan selesai pada 2027 ini dapat mengakomodasi hingga 25.000 kendaraan setiap hari dan mengurangi waktu tempuh antara Samal dan Kota Davao dari 50 menit menjadi kurang dari lima menit.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service