WASHINGTON DC, Pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci pada Selasa (22/11) menyesalkan dampak perpecahan politik pada respons negara itu terhadap COVID-19.
“Ketika saya melihat masyarakat di negara ini, karena perpecahan di negara kita, tidak divaksinasi karena alasan yang tidak ada hubungannya dengan kesehatan masyarakat tetapi berkaitan dengan perpecahan dan perbedaan ideologis, sebagai seorang dokter, itu menyakitkan bagi saya,” kata Fauci dari ruang pers Gedung Putih.
“Saya tidak ingin melihat siapa pun terinfeksi, saya tidak ingin melihat siapa pun dirawat di rumah sakit, dan saya tidak ingin melihat siapa pun meninggal karena COVID,” tuturnya.
Pada usia 81 tahun, Fauci bulan depan akan mengakhiri tugasnya sebagai kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS setelah hampir empat dekade memimpin dan menjadi kepala penasihat medis Gedung Putih.
Dia mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa pesan terakhirnya dari podium adalah “dapatkan suntikan (vaksin) COVID-19 terbaru Anda segera setelah Anda memenuhi syarat demi melindungi diri Anda, keluarga Anda, dan komunitas Anda” karena AS sedang menuju musim liburan.
AS telah melaporkan 98 juta kasus COVID-19 dan lebih dari 1 juta kematian sejak pandemi merebak hampir tiga tahun lalu.
“Saya rasa tidak ada kolega saya yang membayangkan bahwa kita akan menyaksikan kisah penderitaan serta kematian selama tiga tahun dan 1 juta warga Amerika kehilangan nyawa mereka,” tutur Fauci.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service