BEIJING, Terlepas dari ketidakpastian yang meningkat, negara-negara BRICS membuat berbagai pencapaian luar biasa dalam bidang kerja sama, membantu mendorong pembangunan bersama dan pemulihan ekonomi global.
BRICS, kelompok negara-negara emerging marketyang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, mewakili sekitar 40 persen populasi global dan mencakup sekitar 25 persen ekonomi global.
New Development Bank (NDB) yang didirikan oleh BRICS dan berkantor pusat di Shanghai memberikan sekilas informasi tentang upaya-upaya kelompok tersebut untuk mengatasi tantangan infrastruktur dan pembangunan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang sembari memajukan Agenda 2030 PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Bank tersebut telah menyetujui lebih dari 80 proyek di negara-negara anggota hingga Mei 2021, dengan total portofolio mencapai sekitar 30 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.804), kata NDB.
Ke depan, NDB mengatakan bahwa pihaknya akan menyediakan dukungan keuangan senilai 30 miliar dolar AS kepada negara-negara anggota dari tahun 2022 hingga 2026, dengan 40 persen dari dana itu akan digunakan untuk upaya mengurangi pemanasan global.
Negara-negara BRICS merupakan produsen sekaligus konsumen penting produk pertanian, memainkan peran penting dalam sistem pangan global.
Hingga Mei tahun ini, tiga dari empat produsen makanan utama dunia adalah anggota BRICS, dan total PDB pertanian negara-negara BRICS mewakili lebih dari separuh total dunia.
Pertemuan Menteri Pertanian BRICS ke-12, yang diadakan melalui tautan video pada awal bulan ini, mengadopsi pernyataan bersama dari para menteri pertanian BRICS dan dokumen tentang strategi kerja sama ketahanan pangan BRICS. Pertemuan tersebut juga mengumumkan pembentukan forum tentang pengembangan urusan pertanian dan pedesaan negara-negara BRICS.
Sejumlah analis mengatakan bahwa kemitraan BRICS tidak hanya menyuntikkan dorongan ke dalam kerja sama pembangunan global, tetapi juga berfungsi sebagai pendorong baru bagi pemulihan ekonomi global.
Sejak awal abad ke-21, negara-negara berkembang meningkatkan porsi mereka dalam perdagangan barang secara global, dan negara-negara BRICS memainkan peran yang semakin besar dalam perdagangan dunia, menurut Laporan Pembangunan Global yang dirilis pada Senin (20/6).
“Ekspor dan impor barang negara-negara BRICS masing-masing mencakup 19,8 persen dan 16,4 persen dari total dunia pada 2020,” kata laporan yang diterbitkan oleh Pusat Pengetahuan Internasional tentang Pembangunan.
Pada 2021, terlepas dari dampak COVID-19 yang berkepanjangan, total volume perdagangan barang negara-negara BRICS melonjak 33,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 8,55 triliun dolar AS, papar data resmi.
China menjadi mitra dagang dan investor penting dalam kelompok BRICS. Dalam lima bulan pertama 2022, perdagangan antara China dengan negara-negara BRICS lainnya mencatatkan kenaikan 12,1 persen (yoy) untuk mencapai 195,96 miliar dolar AS, tumbuh lebih cepat dari perdagangan luar negeri China secara keseluruhan pada periode yang sama, tunjuk data bea cukai pada Selasa (21/6).
Dalam festival belanja daring (online) baru-baru ini yang dipandu oleh Kementerian Perdagangan China, bagian khusus “Buy in BRICS” diluncurkan, dengan penjualan cokelat dan wine merah dari negara-negara BRICS masing-masing melonjak 302,1 persen dan 283,8 persen, menurut pihak kementerian.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service