CHONGQING, Menjelang dimulainya Tahun Kelinci, Kota Chongqing di China barat daya menggelar festival hotpot bagi penduduk setempat, yang bertujuan untuk menambah insentif ke pasar konsumen di tahun yang baru.
HotpotChongqing, hidangan yang terkenal di China, telah meninggalkan jejaknya di seluruh dunia. Terdapat hampir 30.000 restoran hotpotdi Chongqing dan sekitar 200.000 restoran hotpotdi lebih dari 20 negara, menurut data dari Asosiasi Hotpot Chongqing.
Tahun ini, festival hotpotmengundang lebih dari 20 perusahaan hotpotuntuk memberikan layanan. Acara tersebut berlangsung mulai 6 Januari hingga 5 Februari.
“Dengan menggelar festival ini, di satu sisi kami berharap dapat menyuntikkan kepercayaan ke dalam industri hotpotdi dalam maupun luar negeri,” ungkap Chen Guohua, Ketua Asosiasi Hotpot Chongqing. “Di sisi lain, kami juga ingin agar hotpot, sebuah industri yang kompleks, dapat menggerakkan berbagai bisnis lain, seperti pertanian dan pariwisata.”
Karena harganya yang terjangkau, banyak konsumen mengunjungi kios untuk menikmati hotpot. “HotpotChongqing sangat panas dan pedas, serta berisi berbagai macam makanan,” kata He Yan, yang menghabiskan 48 yuan (1 yuan = Rp2.298) untuk satu porsi hotpot.
Di sebuah kios yang dioperasikan oleh Liu’s Chongqing Hotpot, sebuah merek yang didirikan pada 2000 dan memiliki lebih dari 1.500 restoran di seluruh dunia, beberapa orang menikmati hidangan hotpot, sementara pengunjung lainnya membeli bahan dasar untuk membuat hotpot, hotpotsiap masak, dan produk-produk lainnya.
Liu’s Chongqing Hotpot membuka restoran hotpotpertamanya di luar China di Dubai pada 2010, dan pabrik bahan dasar hotpotpertama di Kanada pada 2021.
“Sekarang kami memiliki 66 restoran hotpotdi 15 negara dan produk-produk hotpotkami, seperti bahan dasar hotpot, ada di lebih dari 2.000 pasar swalayan luar negeri,” ungkap Liu Mei, pimpinan Liu’s Chongqing Hotpot.
Chen mengatakan bahwa industri hotpottidak hanya menjadi andalan China untuk mendongkrak bisnis internasional, tetapi juga membawa manfaat bagi daerah-daerah pedesaan.
Karena cabai merupakan bahan terpenting dalam pembuatan hotpotChongqing, merek hotpotZhoushixiong membeli semua cabainya dari Wilayah Otonom Etnis Tujia Shizhu di Chongqing.
“Selama setahun, kami telah membeli 500 ton cabai senilai lebih dari 10 juta yuan dari Shizhu. Lobak, keju kedelai, sosis, dan berbagai produk pertanian lainnya juga ada dalam daftar belanja kami,” ujar Zhou Dao, pendiri merek tersebut, yang memiliki lebih dari 20 restoran hotpotdi tiga kota.
“Saya lahir di desa, jadi saya berharap bisnis saya dapat memberikan manfaat nyata bagi daerah pedesaan,” sebut Zhou.
Zhou mengatakan acara-acara seperti festival hotpotsangat baik bagi pemulihan ekonomi dan pemulihan kepercayaan konsumen. Dia menambahkan bahwa dirinya berencana untuk memperluas bisnis internasional merek tersebut pada 2023. [Xinhua]