CHANGSHA, Long Xianlan, seorang warga yang berasal dari Shibadong, desa kelompok etnis Miao yang terletak jauh di dalam daerah pegunungan di Provinsi Hunan, China tengah, merupakan satu dari jutaan warga desa yang dahulu hidup serba kekurangan namun kini telah terbebas dari kemiskinan.
Mengenakan pakaian pelindung, topi, dan sarung tangan, Long dengan hati-hati membuka sarang lebah, mengeluarkan sarang madu, dan perlahan mengikis lilin lebah menggunakan pisau tajam. Saat madu yang kental perlahan mengalir keluar, kawanan lebah yang tak terhitung jumlahnya langsung mengerumuni Long. Namun, peternak lebah yang terampil itu tidak terpengaruh dan tetap melanjutkan pekerjaannya.
Saat ini, pengusaha mandiri itu dapat meraup lebih dari 300.000 yuan (1 yuan = Rp2.184) atau sekitar 42.200 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.715) per tahun. Meski demikian, kesuksesan ini tidak diraih Long dengan mudah. Dia memperolehnya setelah melewati perjuangan yang berat.
Foto dokumentasi yang diabadikan pada 4 September 2019 ini menunjukkan Long Xianlan memegang sarang madu di Desa Shibadong, Prefektur Otonom Etnis Tujia dan Miao Xiangxi, Provinsi Hunan, China tengah. (Xinhua/Chen Zeguo)
Sepuluh tahun yang lalu, pemuda itu adalah sosok yang sangat sukar dibujuk oleh para kader setempat. Transformasinya mungkin dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia dalam memecahkan masalah umum dalam pengentasan kemiskinan, yaitu bagaimana memotivasi warga pedesaan yang termarginalkan untuk aktif terlibat dalam upaya peningkatan taraf hidup mereka.
Perjuangan China untuk memberantas kemiskinan mencakup semua orang tanpa memandang latar belakang etnis, daerah, dan keluarga mereka. Upaya ini menyasar kelompok-kelompok warga paling miskin dengan slogan “tidak ada seorang pun yang ditinggalkan.” Oleh karena itu, para kader tingkat akar rumput harus memutar otak guna menyediakan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang dalam upaya untuk membawa mereka semua keluar dari kemiskinan, termasuk mereka yang paling tidak kooperatif.
Foto dokumentasi yang diabadikan pada 27 Oktober 2020 ini menunjukkan Long Xiulin saat melakukan kunjungan ke rumah warga di Desa Shibadong, Prefektur Otonom Etnis Tujia dan Miao Xiangxi, Provinsi Hunan, China tengah. (Xinhua/Chen Sihan)
MEMILIH ORANG YANG KOMPETEN
Long Xianlan, yang pada 2014 masih berusia 27 tahun, terkenal di Shibadong karena kemalasannya. Alih-alih mendaki gunung untuk menebang kayu guna menghangatkan ruangan, dia lebih memilih memotong dipannya untuk dijadikan kayu bakar dan tidur di lantai yang dingin. Setiap kali para kader desa mengajak masyarakat untuk mengembangkan industri, dia akan menggerutu bahwa dirinya lebih suka diberi uang.
Pada 2014, pemerintah daerah memilih beberapa kader, yang masing-masing merupakan warga yang lahir di wilayah pedesaan setempat atau berpengalaman dalam menangani urusan pedesaan, untuk tinggal dan bekerja di desa dan menugaskan setiap kader untuk mendampingi satu rumah tangga setempat yang masuk dalam kelompok rumah tangga termiskin.
Long Xiulin, seorang sosok yang pandai berbicara dengan pengalaman bekerja di desa akar rumput selama 13 tahun, dikirim dari departemen publisitas wilayah setempat, dan dipasangkan dengan Long Xianlan.
Foto dokumentasi yang diabadikan menggunakan dronepada 15 April 2021 ini menunjukkan pemandangan Desa Shibadong di Prefektur Otonom Etnis Tujia dan Miao Xiangxi, Provinsi Hunan, China tengah. (Xinhua/Chen Sihan)
Melalui tugas-tugas yang pernah dilakukannya, kader berprestasi dari etnis Miao ini telah membangun reputasi yang baik terkait kemampuannya untuk membina hubungan yang erat dengan masyarakat.
Penugasannya ke Shibadong menggambarkan langkah-langkah “tertarget” kampanye pengentasan kemiskinan di China, dengan para kader yang memiliki keahlian di bidang ekonomi sering kali dikirim ke desa-desa yang menghadapi masalah lemahnya industri. Sementara itu, para spesialis bidang komunikasi akan dikirim ke komunitas-komunitas yang berjuang menyelesaikan sengketa.
Dalam perjuangan China memberantas kemiskinan absolut, sebanyak 255.000 tim dikirim untuk memberikan dukungan di lapangan dan lebih dari 3 juta orang dikirim ke kawasan pedesaan sebagai komisaris khusus untuk pengentasan kemiskinan, menurut data resmi.
Per 2021, Provinsi Hunan sendiri telah mengirimkan 21.000 tim kerja pengentasan kemiskinan ke daerah-daerah pedesaan, dengan lebih dari 600.000 kader seperti Long Xiulin dipasangkan dengan sekitar 1,7 juta rumah tangga miskin setempat.
Foto dokumentasi yang diabadikan pada 27 Oktober 2020 ini menunjukkan Long Xiulin (kedua dari kiri) saat berkunjung ke rumah keluarga Long Xianlan di Desa Shibadong, Prefektur Otonom Etnis Tujia dan Miao Xiangxi, Provinsi Hunan, China tengah. (Xinhua/Chen Sihan)
MEMBANGUN IKATAN EMOSIONAL
Dimulai dengan obrolan santai, Long Xiulin mulai membangun hubungan baik dengan Long Xianlan yang usianya 17 tahun lebih muda darinya. Dia berbicara panjang lebar dengan anggota komite desa dan juga para tetangga Long Xianlan. Long Xiulin pun segera mengetahui bahwa Long Xianlan ditelantarkan oleh ibunya setelah kematian sang ayah, dan satu-satunya kerabatnya, yaitu seorang adik perempuan, juga sudah meninggal.
Jelas bahwa di balik reputasi Long Xianlan sebagai seorang pecandu alkohol dan pembuat onar, ada sosok pria muda yang rapuh dan merasa terasing akibat kurangnya cinta dan perhatian. Long Xiulin percaya bahwa ikatan kekeluargaan dapat membantu pemuda itu menemukan jalannya.
Foto dokumentasi yang diabadikan pada 18 Januari 2020 ini menunjukkan pemandangan lokasi penyelenggaraan acara Hunan TV Spring Festival Gala 2020 di Desa Shibadong, Prefektur Otonom Etnis Tujia dan Miao Xiangxi, Provinsi Hunan, China tengah. (Xinhua/Chen Sihan)