ROMA – Sistem pangan berbasis pertanian (agrifood) secara langsung mempekerjakan 1,23 miliar pekerja secara global, dan hampir separuh dari populasi dunia tinggal di rumah tangga yang berkaitan dengan produksi pangan, kata Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam studi yang dipublikasikan pada Senin (3/4).
Lembaga yang berbasis di Roma itu mengatakan studi tersebut merupakan “perkiraan global sistematis dan terdokumentasi pertama dari jenisnya.” Berdasarkan berbagai sumber yang dikumpulkan dan disusun oleh FAO, para peneliti berfokus pada seluruh sistem agrifoodalih-alih hanya pada sektor pertanian langsung, yang mencerminkan “semakin pentingnya kegiatan di luar perkebunan (off-farm) dalam penyediaan makanan bagi penduduk dunia.”
Menurut FAO, diperkirakan bahwa 1,23 miliar orang bekerja di sistem agrifooddunia pada 2019, dengan 857 juta di antaranya terlibat dalam produksi pertanian langsung dan sisanya di segmen luar perkebunan dalam sistem agrifood.
Asia memiliki jumlah tertinggi dalam total populasi yang bekerja dalam sistem agrifood, yakni sebanyak 793 juta orang, disusul oleh Afrika dengan hampir 290 juta orang, katanya.
Diperkirakan bahwa 3,83 miliar orang tinggal di rumah tangga yang berkaitan dengan pekerjaan dalam sistem agrifoodpada 2019, terhitung hampir separuh dari populasi dunia, yang saat itu diperkirakan mencapai 7,7 miliar jiwa.
Ben Davis dari FAO, penulis utama laporan tersebut, mengatakan data semacam ini sangat penting untuk menghadapi masalah kelaparan global secara memadai.
“Kebijakan dan agenda praktis di tingkat nasional dan global harus dan sedang mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi sistem agrifoodsecara terpadu,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Untuk mengimbanginya, data harus bergerak melampaui gagasan berbasis silo, seperti perekrutan pekerja pertanian, dan mencakup proses produksi pangan secara keseluruhan yang meliputi pemrosesan dan pengiriman ke konsumen, segala sesuatu yang berkontribusi terhadap apa yang kita makan,” kata Davis.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Roma. (XHTV)