SANAA – Dapur amal telah menjadi sumber kehidupan bagi ratusan keluarga di sebuah kawasan permukiman di Sanaa, ibu kota Yaman.
Setiap hari, orang-orang dari 500 lebih keluarga menghabiskan waktu berjam-jam dalam antrean panjang di depan dapur itu demi mendapatkan lima potong roti, secangkir sup, dan sedikit nasi.
Muammed al-Butahi, pendiri dapur amal tersebut, mengatakan karena krisis pangan di negara itu memburuk, semakin banyak lagi orang yang datang ke dapurnya untuk mengantre makanan.
Dia menjelaskan bahwa dapur tersebut dikelola dengan sumbangan dari seluruh lapisan masyarakat di Sanaa. Namun, seiring memburuknya kesulitan keuangan, dapur itu kini menghadapi risiko tutup.
Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) mengungkapkan bahwa meski terdapat bantuan kemanusiaan yang disalurkan, 17,4 juta warga Yaman menghadapi kerawanan pangan. Jumlahnya diproyeksikan bakal bertambah menjadi 19 juta orang pada Desember 2022.
Yaman telah terperosok ke dalam perang saudara sejak akhir 2014 ketika milisi Houthi yang didukung Iran menguasai beberapa kota di wilayah utara negara itu dan memaksa pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi angkat kaki dari ibu kota Yaman, Sanaa.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Sanaa. (XHTV)