GAZA – Cuaca ekstrem melanda sebagian wilayah Palestina pada Rabu (26/1) malam waktu setempat, hingga menyebabkan rumah-rumah terendam banjir dan beberapa ruas jalan utama di Jalur Gaza dan Tepi Barat terpaksa ditutup.
Berlangsung beberapa hari, Departemen Meteorologi memperingatkan adanya bahaya hujan lebat di daerah dataran rendah, angin kencang, berseluncur di jalanan, visibilitas rendah, dan pembentukan embun beku, terutama di daerah kantung pesisir.
Di Tepi Barat, salju tebal menyebabkan penutupan beberapa ruas jalan, sementara tim pertahanan sipil sibuk membuka jalan bagi kendaraan yang akan melintas.
Pertahanan Sipil di Tepi Barat mengumumkan pihaknya telah menangani puluhan kecelakaan, termasuk kecelakaan lalu lintas dan kebakaran, serta misi penyelamatan warga yang terjebak dalam kendaraan mereka akibat terkepung air hujan.
Di Jalur Gaza, cuaca ekstrem juga menyebabkan banjir di rumah-rumah warga dan penutupan sejumlah akses jalan utama.
Mahmoud Basal, juru bicara Otoritas Pertahanan Sipil di Gaza, memaparkan kepada Xinhua bahwa tim pertahanan sipil telah melakukan puluhan tugas dan operasi sejak awal depresi udara saat ini, yang dimulai pada Rabu malam dan diperkirakan akan berlangsung hingga Minggu (30/1) pagi waktu setempat.
Basal menambahkan bahwa kru-kru yang dikerahkan di seluruh Jalur Gaza telah menangani 79 misi penyelamatan, dengan tiga orang dilaporkan menderita gangguan sesak napas, dan sejumlah rumah runtuh sebagian, sementara yang lainnya terendam banjir.
Kota Gaza dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa curah hujan selama 24 jam terakhir telah mencapai sekitar 75 mm, atau setara dengan seperlima rata-rata tahunan, dan menimbulkan akumulasi di daerah-daerah dataran rendah yang menyebabkan naiknya permukaan air.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Gaza. (XHTV)