GRAND BASSAM – Otoritas Pantai Gading mengubur unggas-unggas yang disembelih di Kota Mondoukou guna mencegah wabah flu burung, galur tipe H5N1 yang sangat patogenik, yang dilaporkan di wilayah tersebut sebelumnya bulan ini.
Upaya tersebut dimulai pada 14 Agustus lalu di Mondoukou yang terletak di Grand-Bassam dekat ibu kota Abidjan.
KOULIBALY TENIN DJENAN, Pemilik peternakan : “Mereka mengambil sampel dan mengonfirmasikan bahwa saya adalah korban flu burung. Ini terjadi Rabu (18/8) lalu. Para tenaga spesialis yang ada di lapangan mengatakan dibutuhkan konfirmasi dari lab, dan saya yakin itu sudah dilakukan. Pagi ini, saya diberi tahu bahwa kami harus menyembelih ayam-ayam untuk menahan evolusi virus. Karena itulah saya di sini pagi ini, saya baru saja tiba. Kami menyembelih 80 persen ayam saya.”
YAO KOUAKOU CHRISTOPH, Direktur Departemen Sumber Daya Hewan dan Perikanan Grand-Bassam : “Kami harus menyembelih dalam radius 3 km. Potong semua unggas, semua spesies unggas. Dan upaya ini didukung oleh layanan dokter hewan, manajemen umum, layanan dokter hewan dari Abidjan. Tim penyembelih telah dibentuk, demikian pula prosedur normal untuk menghindari kontaminasi. Dan selama lebih dari lima hari, proses penyembelihan sudah dilaksanakan. Di tempat ini, pada penghujung hari kami menguburkan unggas-unggas yang disembelih. Kami sudah menggali lima parit, untuk tempat mengubur unggas yang telah disembelih.”
Epidemi flu burung di Pantai Gading ini terjadi setelah wabah di Ghana pada Juli dan Mali pada Mei lalu. Banyak pengamat meyakini kontaminasi terjadi melalui perdagangan produk pertanian lintas perbatasan atau melalui migrasi burung-burung dari kedua negara yang bertetangga tersebut.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Abidjan. (XHTV)