PHNOM PENH – Ekspor beras Kamboja ke China menembus angka 300.000 ton untuk pertama kalinya pada 2021, menandai tonggak bersejarah baru di sektor beras antara kedua negara, menurut sebuah laporan dari China Certification & Inspection Group (CCIC) cabang Kamboja pada Sabtu (8/1) pekan lalu.
CHEN QISHENG, Manajer Umum CCIC Cabang Kamboja:
“Tahun lalu, Kamboja mengekspor 306.222 ton beras giling ke China, meningkat 22,8 persen dibandingkan pada 2020. Pertumbuhan tercatat terus meningkat dari sekitar 5.000 ton pada 2012 hingga menjadi lebih dari 300.000 ton tahun lalu. Ini merupakan angka ekspor tahunan tertinggi untuk pertama kalinya. Dengan dukungan kuat China, industri produksi dan pemrosesan beras Kamboja mencatatkan kemajuan besar.”
Chen mengatakan bahwa selain beras, Kamboja pertama kali mengekspor pisang dan mangga segar ke China masing-masing pada 2019 dan 2021. Kedua negara juga telah bekerja sama untuk memungkinkan ekspor buah lengkeng Kamboja ke China dalam waktu dekat.
Setelah Perjanjian Perdagangan Bebas China-Kamboja (China-Cambodia Free Trade Agreement/CCFTA) dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) mulai berlaku pada 1 Januari 2022, Chen yakin kedua pakta tersebut akan semakin mendorong pembangunan sosial-ekonomi Kamboja, khususnya pembangunan pertanian.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Phnom Penh. (XHTV)