STORY: Berpidato di Majelis Umum PBB, Presiden Palestina desak dihentikannya pendudukan Israel dan “genosida”
SHOOTING TIME: 26 September 2024
DATELINE: 27 September 2024
DURASI: 00:02:34
LOKASI: Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Presiden Palestina Mahmoud Abbas berjalan menuju podium
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab/Inggris): MAHMOUD ABBAS, Presiden Palestina
3. Berbagai cuplikan Abbas berpidato
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab/Inggris): MAHMOUD ABBAS, Presiden Palestina
5. Berbagai cuplikan Abbas berpidato
6. Berbagai cuplikan para delegasi yang hadir di Majelis Umum PBB
7. Berbagai cuplikan para delegasi memberikan tepuk tangan
8. Berbagai cuplikan Abbas meninggalkan podium
STORYLINE:
Tepuk tangan meriah menggema ketika Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations General Assembly (UNGA) pada Kamis (26/9). Mewakili rakyat Palestina, dia menegaskan “kami tidak akan pergi, Palestina adalah tanah air kami,” dan “jika ada yang harus pergi, maka itu adalah penjajah.”
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab/Inggris): MAHMOUD ABBAS, Presiden Palestina
“Kami tidak akan pergi. Kami tidak akan pergi. Kami tidak akan pergi. Palestina adalah tanah air kami. Ini adalah tanah leluhur kami, tanah para kakek nenek moyang kami. Ini akan tetap menjadi milik kami. Dan jika ada yang harus pergi, maka itu adalah penjajah.”
Dia melanjutkan dengan menuduh Israel telah melakukan “perang genosida berskala besar,” dan menentang klaim Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang menyebutkan bahwa Israel tidak pernah membunuh warga sipil di Gaza. “Saya bertanya kepada Anda, siapa yang telah membunuh lebih dari 15.000 anak-anak?” ujarnya.
Dalam pidatonya, Abbas menyerukan agar masyarakat internasional menjatuhkan sanksi kepada Israel dan mengeluarkannya dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyusul “genosida di Gaza.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab/Inggris): MAHMOUD ABBAS, Presiden Palestina
“Masyarakat internasional harus segera menjatuhkan sanksi kepada Israel. Israel, yang menolak untuk melaksanakan resolusi-resolusi PBB, tidak pantas menjadi anggota organisasi internasional ini. Saya tidak mengerti bagaimana Amerika Serikat (AS) dapat bersikeras menentang rakyat kami, bersikeras merampas hak-hak kami yang sah atas kebebasan dan kemerdekaan.”
Abbas juga menyinggung soal situasi permukiman Israel di Tepi Barat, dengan menyebutkan bahwa 600.000 pemukim Israel saat ini tinggal di Tepi Barat. “Kami ingin agar keputusan ICJ (Mahkamah Internasional) terhadap Israel dapat diimplementasikan,” ujarnya.
Sementara itu, Netanyahu menginstruksikan militernya untuk terus bertempur “dengan kekuatan penuh” pada Kamis, ketika upaya diplomasi internasional yang penuh pertaruhan sedang berlangsung untuk menghentikan konflik antara Hizbullah dan Israel.
Netanyahu dikabarkan sedang menuju ke New York untuk menghadiri Majelis Umum PBB, bahkan ketika para anggota pemerintahannya menolak proposal gencatan senjata yang diajukan oleh AS, sekutu-sekutu Eropa, dan beberapa negara Arab. Militer Israel telah melancarkan rentetan serangan baru ke Lebanon, termasuk satu serangan ke ibu kota Beirut, yang menargetkan komandan unit droneHizbullah.
Pada 10 Mei, Majelis Umum PBB mengadopsi sebuah resolusi yang mendukung upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB dan merekomendasikan agar Dewan Keamanan “mempertimbangkan kembali masalah tersebut dengan baik.” Resolusi tersebut diadopsi dengan 143 suara mendukung dan sembilan suara menolak, termasuk dari pihak AS dan Israel, sementara 25 negara memilih abstain. China memberikan suara dukungan untuk resolusi tersebut.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Markas Besar PBB.
(XHTV)