WARTABUANA – “Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agenc/IAEA) Fafael Mariano Grossi mengeluarkan pernyataan di Wina untuk menandai sepuluh tahun kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi.”
Fafael Mariano Grossi, Direktur Jenderal IAEA :
“Hari ini sepuluh tahun yang lalu, Gempa Bumi Dahsyat Jepang Timur mengguncang dasar laut Asia. Sekitar satu jam setelahnya, tsunami besar menyapu daratan dan membanjiri pertahanan pantai Jepang serta perimeter keselamatan Daiichi. Meski kerusakan berikutnya menyebabkan nuklida terlepas ke lingkungan, para ilmuwan tidak menemukan bukti bahwa hal itu menyebabkan dampak kesehatan yang dipicu radiasi.
Kecelakaan itu pun sontak mengejutkan komunitas internasional. Beberapa hari pascatsunami, tim ahli IAEA terbang ke Jepang untuk membantu para insinyur menilai kerusakan, dan kami tak putus membantu Jepang selama satu dekade terakhir. Hari ini kami membantu mengatasi tantangan air yang sedang berlangsung.
Hanya dalam beberapa bulan setelah kecelakaan itu, IAEA mengembangkan rencana aksi komprehensif untuk memperkuat kerangka kerja keselamatan nuklir global dan Negara Anggota pun sudah mendukungnya.
Di seluruh dunia, para insinyur operator menganalisis reaktor nuklir mereka dan membuat peningkatan apabila diperlukan. Saat ini, hampir semua Negara Anggota yang memiliki PLTN telah menyelesaikan ‘uji stres’ dan banyak dari mereka memanfaatkan misi peninjauan sejawat ahli IAEA.
Pelajaran penting dari bencana Fukushima adalah bahwa pihak regulator harus kuat, independen, dan memiliki sumber daya yang memadai. Kerangka kerja keselamatan normatif yang kuat dengan IAEA sebagai pusatnya sangatlah penting.
Karena keselamatan nuklir bukan tujuan itu sendiri, melainkan sarana untuk mencapai tujuan. Ini adalah kunci ekspansi tenaga nuklir. Dan dengan begitu, juga kunci untuk memenuhi janji terbesar nuklir, yang adalah kemampuan untuk membantu menstabilkan iklim, serta memungkinkan ekonomi dan masyarakat berkembang, melalui pemanfaatan energi yang bebas karbon, aman, stabil, dan berkelanjutan.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Wina. (XHTV)