JUDUL: Australia Selatan akan kaji larangan media sosial untuk anak-anak
SHOOTING TIME: 13 Mei 2024
DATELINE: 15 Mei 2024
DURASI: 00:00:46
LOKASI: ADELAIDE, Australia
KATEGORI: MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan suasana jalanan di Australia Selatan
2. Berbagai cuplikan kaum muda menggunakan perangkat seluler
STORYLINE:
Anak-anak di bawah usia 14 tahun di Australia Selatan akan dilarang menggunakan media sosial di bawah proposal yang diajukan oleh kepala pemerintahan negara bagian itu, Peter Malinauskas.
Malinauskas pada Minggu (12/5) mengumumkan bahwa pemerintah negara bagiannya telah menunjuk Robert French, mantan ketua Pengadilan Tinggi Australia, untuk memeriksa fisibilitas hukum dari penerapan larangan penggunaan media sosial yang pertama di Australia.
Berdasarkan usulan pemerintah negara bagian itu, setiap warga Australia Selatan yang berusia di bawah 14 tahun akan dilarang menggunakan media sosial apa pun dan mereka yang berusia 14 dan 15 tahun akan memerlukan izin orang tua untuk mengakses sebuah akun.
Malinauskas pada Minggu mengatakan bahwa ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa media sosial merugikan kesehatan mental dan perkembangan anak-anak.
“Sudah ada banyak kajian dan bukti signifikan yang menunjukkan bahwa algoritma adiktif digunakan untuk menarik anak muda, dengan cara yang tidak mampu ditangani oleh pikiran mereka yang sedang berkembang,” ujarnya kepada wartawan.
“Anak-anak kita sedang dirugikan saat ini, dan tidak ada waktu yang boleh disia-siakan. Saya tidak mau berdiam diri dan menunggu orang lain bertindak. Marilah kita yang memimpin.”
Dia mengatakan bahwa peraturan dan regulasi tersebut dapat mencontoh peraturan dan regulasi yang mencegah warga Australia yang berusia di bawah 18 tahun untuk mengakses perjudian daring.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh eSafety Commissioner dari pemerintah federal pada 2021, remaja Australia menghabiskan rata-rata 14,4 jam per pekan untuk berselancar di dunia maya dan menggunakan rata-rata empat layanan media sosial yang berbeda.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Adelaide, Australia.
(XHTV)